Nasional

Kiai Said: PMII Benar dalam Beragama dan Bernegara

Jumat, 17 April 2020 | 16:15 WIB

Kiai Said: PMII Benar dalam Beragama dan Bernegara

Kiai Said menegaskan bahwa PMII harus yakin ideologi dan gerakannya mengandung kebenaran dalam beragama dan bernegara

Jakarta, NU Online
Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj menegaskan bahwa para anggota PMII harus yakin bahwa ajaran yang ditanamkan para pendiri adalah dua kebenaran, yakni dalam beragama (Islam Ahlussunah wal Jamaah dan bernegara Republik Indonesia.

“Kita harus yakin, nahnu ashhabul haq, benar dalam beragama dan benar dalam bernegara,” katanya di PBNU berkaitan dengan hari lahir ke-60 PMII, di ruangannya, Gedung PBNU, Jakarta, Jumat (17/4).

Menurut Kiai Said, para pendiri PMII merupakan pelanjut dari tradisi keilmuan kiai-kiai NU. Oleh karena itu, anggota PMII sekarang harus melanjutkannya.

“Memasuki usia ke-60, PMII harus tetap menjadi agen perubahan, menjadi intelektual di masa depan, yang mampu melanjutkan keilmuan tokoh-tokoh NU seperti Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari, KH Wahid Hasyim, KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Tidak boleh padam. Tidak boleh kendor. Tidak boleh surut. Malah kalau bisa lebih dari beliau-beliau. Kalaupun tidak bisa; melestarikan, melanjutkan program dan intelektual beliau-beliau," tegasnya.  
 
Pengasuh Pondok Pesantren Al-Tsaqofah Ciganjur, Jakarta Selatan ini pada masa mahasiswanya mengaku pernah aktif di PMII saat ia kuliah di Institut Agama Islam Negeri (sekarang Universitas Islam Negeri) Sunan Kalijaga. Ia masuk organisasi itu sejak semester pertama pada tahun 1971.  

"Ketika mahasiswa, saya tidak dianjurkan siapa-siapa. Ayah saya (KH Aqil Siroj) kan pengurus cabang, jadi, saya tahu organisasi mahasiswa NU," lanjutnya. "Saya tak pilih-pilih lagi organisasi lain karena saya tahu PMII sejak aktif di IPNU (Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama, red.)," katanya

Kiai Said bercerita, ia masuk PMII saat Ketua Pengurus Cabang PMII Yogyakarta adalah almarhum Slamet Effendy Yusuf. Sehingga, ia memiliki banyak kenangan bersamanya.  

"Saya pernah dimarahi Pak Slamet. Saya pernah diajak demo Pak Slamet saat kedatangan Menteri Agama ke IAIN. Diajak demo lagi saat kedatangan Ali Murtopo. Waktu itu tidak semua anggota PMII diajak demo. Saya termasuk yang diajaknya. Banyak kenangan bersamanya," katanya. "Itu konteksnya zaman Orde Baru," imbuh Kiai Said.

Di kemudian hari, keduanya berada di pengurus puncak PBNU 2015-2020. Kiai Said sebagai ketua umum, sementara Slamet Effendy Yusuf sebagai wakil ketua umum. Namun, Slamet Effendy meninggal sebelum periode masa khidmahnya usai, yakni pada 2 Desember 2015.  
 
Pewarta: Abdullah Alawi
Editor: Kendi Setiawan