Blitar, NU Online
Pimpinan Cabang (PC) Lembaga Perekonomian Nahdlatul Ulama (LPNU) Kabupaten Blitar, Jawa Timur mengelar diskusi Kopi dan Pesantren antara Budaya dan Peluang Usaha. Acara yang digelar di Pendopo Islam Nusantara (Pinus) Blitar ini dalam rangkaian menyambut hari santri 2018 yang jatuh setiap 22 Oktober.
Abdul Aziz selaku Ketua PC LPNU Blitar mengatakan, kegiatan yang dilakukan merupakan wujud kecintaannya dalam bidang wirausaha khususnya peluang usaha kopi. "Kita mendatangkan para pakar kopi untuk memberikan edukasi kepada para pekebun kopi dan pelaku usaha kopi bagaimana menghasilkan produk kopi kualitas terbaik," katanya, Jumat (19/10) malam.
Lebih lanjut dikatakan, alasan menggelar acara lantaran ingin kopi Nusantara lebih dikenal di pasar domestik hingga internasional. "Kegiatan ini salah satu upaya untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing industri pengolahan kopi di dalam negeri. Salah satunya kopi khas Blitar agar lebih dikenal di pasar domestik hingga internasional," katanya.
Sementara Anggia Ermarian yang juga Ketua Umum Pimpinan Pusat Fatayat NU yang turut hadir dalam acara tersebut mengatakan, negara beriklim tropis sangat cocok untuk budi daya kopi. “Karenanya, pembudidayaan dan pengelolaan kopi Nusantara merupakan langkah strategis yang harus terus dikembangkan," katanya.
Pihaknya juga mengatakan bahwa pada forum Internasional Young Moslem Woman Forum (IYMWF) atau Poros Perempuan Muslim Muda Dunia yang akan diselenggarakan 24-28 Oktober mendatang sebagai cendera mata yaitu kopi Nusantara.
"Ada 30 negara yang mengikuti acara IYMWF, dan nantinya buah tangan yang akan kita berikan kepada para peserta yaitu kopi Nusantara, kopi khas Tugusari," ungkapnya.
Turut hadir dalam acara ini, Farhan Mahfudzi selaku penggerak kopi Blitar, Andi Yuwono Kotib Ketua Umum Asosiasi Desa Wisata (Asidewi) dan Dhofir Zuhry pengurus pesantren luhur batil hikmah, Malang. (Imam Kusnin Ahmad/Ibnu Nawawi)
