Nasional

Korban Gempa Pulau Sapudi Terima Layanan Kesehatan

Jumat, 12 Oktober 2018 | 13:15 WIB

Korban Gempa Pulau Sapudi Terima Layanan Kesehatan

Dokter Slamet Riadi di posko kesehatan di Pulau Sapudi.

Sumenep, NU Online
Hal yang paling dibutuhkan korban gempa adalah layanan kesehatan. Dengan dibantu Barisan Ansor Serbaguna atau Banser, warga korban gempa memperoleh bantuan obat-obatan dan penanganan medis yang lain. 

Hal tersebut sebagaimana disampaikan dokter Slamet Riadi yang langsung menuju Pulau Sapudi, Kamis (11/10) pagi. “Saya berangkat menuju lokasi gempa di Pulau Sapudi usai mendengar kabar terkait peristiwa tersebut dengan menaiki perahu yang ada,” katanya saat dihubungi NU Online, Jumat (12/10). 

Dirinya kemudian bergabung dengan posko kesehatan di kawasan Kecamatan Gayam. “Di posko, saya menangani 11 pasien, dari sebelumnya 27 orang,” kata Sekretaris Lembaga Kesehatan (LK) Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Gapura, Sumenep ini.

Menurut dokter yang bertugas di Puskesmas Gapura tersebut, kepulangan sejumlah pasien karena memang keluhan yang dialami bisa diatasi. “Sedangkan yang masih saya tangani lantaran butuh perawatan khusus,” katanya.

Dokter Slamet juga mengemukakan bahwa korban meninggal ada tiga orang. “Yakni dua orang perempuan, dan satu orang laki-laki,” ungkapnya. 

Hal tersebut terjadi lantaran para korban tertimpa reruntuhan bangunan dengan cidera otak berat, dan nyawanya tidak tertolong. “Para korban adalah H Nadar yang berusia 50 tahun, Suhamar 71 tahun, dan Nuril Kamila usia 7 tahun,” jelasnya.

Sejumlah korban yang hingga kini masih dirawat secara intensif adalah mereka yang mengalami luka lumayan berat. “Dan tadi siang telah datang dokter spesialis ortopedi, anestasi dan bedah syaraf dari RSUD Dokter Sutomo Surabaya,” terangnya. 

Para korban rencananya akan segera dirujuk ke RSUD Sumenep. “Rencananya, Sabtu besok para pasien ini akan dikirim ke RSUD Sumenep untuk dilakukan operasi,” katanya.

Alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma (UWK) Surabaya ini menjelaskan bahwa yang sangat dibutuhkan warga adalah air bersih dan sarana mandi, cuci dan kakus atau MCK. “Sebelum gempa, warga Sapudi memang membutuhkan layanan tersebut, apalagi usai terjadi gempa,” tandasnya.

Seperti diketahui telah terjadi gempa magnitudo 6,4 yang berpusat di timur laut Situbondo pada Kamis (11/10) pukul 01.44 WIB. 

Akibat gempa tersebut, warga Sapudi banyak menjadi korban. Ada dua kecamatan di Pulau Sapudi yang mengalami kerusakan akibat gempa. Dari dua kecamatan itu, di satu kecamatan terdapat 210 rumah rusak. Kecamatan Gayam mengalami kerusakan terberat. Tercatat ada 30 rumah rusak parah, 80 rumah rusak sedang, dan 100 rumah rusak ringan. Selain itu, di Kecamatan Nunggunung terdapat 36 rumah rusak berat.  (Ibnu Nawawi)


Terkait