Masyarakat Indonesia di Sudan Laksanakan Pemilu dengan Aman
Sabtu, 13 April 2019 | 07:15 WIB
Jakarta, NU Online
Di tengah ramai kudeta Presiden Omar Al-Bashir, masyarakat Indonesia di Sudan justru tengah merayakan pesta demokrasinya di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Khartoum, Sudan pada Jumat (12/4).
Meskipun di jalanan masih ramai dengan pendemo, masyarakat Indonesia di sana mengikuti Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden serta Pemilihan Legislatif dengan aman.
"Aman (dan) nyaman," kata Muthiullah, Ketua Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Sudan, kepada NU Online pada Sabtu (13/4).
Mereka yang mayoritas mahasiswa berangkat bersama menuju Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang berlokasi di KBRI Khartoum dan Wisma Duta Besar dengan menggunakan angkutan yang telah disiapkan oleh Panitia Pemilu Luar Negeri (PPLN).
Selain para mahasiswa, sebagian masyarakat Indonesia di sana juga ada yang bekerja. Mereka juga, katanya, diangkut oleh PPLN agar dapat memberikan suaranya bagi kemajuan negeri, meski cukup repot bagi mereka yang berlokasi di luar Khartoum.
Meski waktu tempuh yang biasanya cuma 15 menit, mereka harus menghabiskan setengah jam. Hal ini dikarenakan macet akibat masih banyaknya pendemo yang tumpah di ibukota itu. "Agak macet sedikit," kata Muthiullah.
Demonstrasi ini merupakan akibat kondisi politik di Sudan yang sebelumnya Presiden Omar al-Bashir mengundurkan diri setelah berkuasa selama tiga dekade pada Kamis (11/4). Ahmed Awad ibn Auf yang menjadi penggantinya pun mengundurkan diri setelah kurang sehari diangkat mengingat banyaknya penolakan yang datang kepadanya. Letjend Abdel Fattah Burhan dipilih sebagai pengganti Awad yang mengundurkan diri pada Jumat (12/4) pagi.
Setelah mengikuti Pilpres dan Pileg, Nahdliyin Sudan juga akan menentukan pemimpinnya pada Senin (15/4). PCINU akan menggelar Konferensi Cabang Istimewa dengan mengangkat tema Optimalisasi Peran Dan Jaringan NU untuk Mewujudkan Persatuan dan Kemandirian Umat. (Syakir NF/Muhammad Faizin)