Nasional

Mengenal Penerjemah Tulisan China di Makam Gus Dur

Jum, 14 Juni 2019 | 21:00 WIB

Mengenal Penerjemah Tulisan China di Makam Gus Dur

Makam Gus Dur dikunjungi Jokowi dan Yenny Wahid (foto: Agus Suprapto via Imron R Hamid)

Jakarta, NU Online
Jika kita berziarah ke makam KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) di kompleks Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, kita akan melihat ada tulisan dalam Bahasa China di pusara makam Gus Dur. Bagaimana cerita tulisan China di makam Gus Dur ini berawal?

Rais Syuriyah PCINU Tiongkok, H Imron Rosyadi Hamid menceritakan sosok penerjemah tulisan China di makam Gus Dur tersebut. Sosok itu adalah Jona Widhagdo Putri, penerjemah Kepresidenan RI.

"Sebelum studi ke Tiongkok, saya sudah mengenal Jona Widhagdo Putri, penerjemah Kepresidenan RI yang juga peneliti di Departemen Hubungan Internasional Universitas Indonesia," ungkap Imron, Jumat (14/6).

Ia lalu menceritakan tanggal 26 Februari 2017, ketika baru memasuki semester dua studi PhD Hubungan Internasional di Jilin University, ia menerima pesan WhatsApp Yenny Wahid berkait desain tulisan yang sedang dirancang keluarga Ciganjur dalam empat bahasa di pusara makam Gus Dur.

"Mbak Yenny meminta saya mencari orang yang bisa menterjemahkan kalimat "here rests a humanist" dalam bahasa China. Singkat kata, malam itu juga saya mengirim pesan melalui aplikasi Wechat ke Jona Widhagdo Putri berkait permintaan Mbak Yenny dan dalam waktu yang tidak lama tulisan China itu sudah dikirimkan," tuturnya.

Ketika tulisan Jona itu di-forward ke Mbak Yenny, lanjutnya, ada pertanyaan menarik dari putri kedua Gus Dur itu, 'Mas Imron, bagaimana tulisan ini bisa dijamin benar secara kaidah bahasa (China)?'

"Pertanyaan Mbak Yenny memang wajar disampaikan karena tulisan tersebut akan dipasang di pusara mantan Presiden RI yang pasti akan dibaca banyak orang. Saya kemudian menjawab, "Mbak Yenny, yang menerjemahkan tulisan itu Jona Widhagdo Putri, penterjemah Kepresidenan yang juga alumnus BLCU (Beijing Language and Cultural University). Kampus bahasa China terbaik di dunia," kisahnya lagi.

Mengenang kejadian tersebut, Imron bersyukur, akhirnya tulisan terjemahan dari Jona itulah yang kemudian disampaikan Mbak Yenny kepada pemahat tulisan di pusara Gus Dur yang bisa kita lihat seperti sekarang ini. (Kendi Setiawan)

ADVERTISEMENT BY ANYMIND


Terkait