Serpong, NU Online
Selama tiga tahun terakhir ini, minat penelitian para dosen di lingkungan perguruan tinggi Islam meningat drastis. pada tahun 2017, terdapat 1.232 proposal, setahun kemudian bertambah menjadi 1.967, dan tahun anggaran 2019, proposal yang masuk sebanyak 2.314 proposal.
Hal tersebut disampaikan Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam, M Arskal Salim terkait pelaksanaan Annual Conference Research Proposal (ACRP) di Serpong, Tangerang, Banten, yang berlangsung Senin dan Selasa, 25-26 Maret 2019. ACRP kali ini diperuntukkan bagi Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Swasta (PTKIS) untuk tahun anggaran 2019.
"Dari proposal yang diajukan di tahun anggaran 2019 ini, setelah dilakukan proses penilaian oleh tim reviewer, berdasarkan validitas, orisinalitas, integritas akademis dan kontribusinya terhadap dunia Perguruan Tinggi Keagamaan Islam dan kehidupan keagamaan serta keindonesiaan secara online dan akurasi antiplagiasi secara elektronik, kami telah menetapkan 566 nomine," ujarnya.
Secara akumulatif, para nominee penerima bantuan ini berasal dari PTKIN sebanyak 46 persen, dan PTKIS 54 persen. Dilihat dari jabatan fungsionalnya, dosen yang berjabat fungsional guru besar sebanyak 1 persen, lektor kepala 13 persen, lektor 39 persen, asisten ahli 46 persen, dan di luar jabatan fungsional dosen 1 persen. Dilihat dari basis fakultas, dosen yang berlatarbelakang fakultas keagamaan sebanyak 72 peresen, sosial-humaniora sebanyak 14 persen, dan sains sebanyak 14 persen.
Sementara itu dalam kurun waktu satu tahun terakhir Direktorat Jenderal Pendidikan Islam pada tahun anggaran 2018, telah memfasilitasi setidaknya 764 proposal penelitian, publikasi ilmiah, dan pengabdian masyarakat yang didanai dari Satker Direktorat PTKI dengan dukungan pendanaan 39,4 miliar rupiah.
Terdapat tiga aplikasi yang telah dihadirkan, yakni litapdimas, moraref, dan morabase sebagai bagian dari penguatan tata kelola dan pemanfaatan penelitian, publikasi ilmiah, dan pengabdian masyarakat. Kini, kita telah memiliki 14.013 peneliti, 418 reviewer, 17.064 proposal yang terekam dalam aplikasi litapdimas.
“Dengan aplikasi moraref, kita telah mempunyai 1.014 jurnal, 31.541 penulis dan 28.521 artikel yang membahas tentang isu-isu kajian keislaman (islamic studies) yang dapat diakses kapan, di mana pun dan oleh siapa pun secara gratis,” tambahnya.
Menurut Arskal, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam telah mampu meningkatkan akreditasi jurnal yang di akhir tahun 2017 hanya 68 jurnal, kini di akhir tahun 2018 telah mencapai 318 jurnal yang terakreditasi Sinta (science and technology index), sebanyak 1.812 hak cipta dan dua hak paten yang telah disahkan oleh Kemenkumham.
Selain itu, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam telah melahirkan ARKAN (Agenda Riset Keagamaan Nasional) untuk periode tahun 2018 hingga 2028, yang ditetapkan melalui Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor 6994 Tahun 2018 sebagai bagian pengejewantahan dari RIRN (Rencana Induk Riset Nasional). (Red: Kendi Setiawan)