Malang, NU Online
Omah Munir resmi menjadi Museum Hak Asasi Manusia (HAM) pertama di Indonesia. Museum yang terletak di, Jl Bukit Berbunga, No.02 Batu, Jawa Timur tersebut diresmikan Ahad (8/9).
<>
Pada senin (9/12) Omah Munir menggelar sarasehan. Salah satu rangkaian acaranya dengan menghadirkan para korban pelanggaran HAM peristiwa semanggi 1998. Satu diantaranya adalah Sumarsih ibu Berdarnus Realino Norma Irawan, korban penembakan Semanggi 1998.
Menurutnya, penembakan yang dilakukan oleh militer terhadap anaknya tidak pernah diusut secara jelas. Tidak hanya itu, pihak kejaksaan pun acapkali menolak pelaporan ibu dari korban penembakan itu.
Kendati demikian, Sumarsih mengaku akan memaafkan siapa saja yang mengaku menembak anakanya dan menolak ketika penembak itu akan mendapatkan hukuman mati.
“Saya sama Cak Munir menyuarakan anti-kekerasan dan mengusut kasus pelanggaran HAM. Jika saya dendam, maka sama saja saya melakuakn hal yang sama dan tidak memutus mata rantai kekerasan itu sendiri,” tegasnya.
Sementara itu Usman Hamid teman dekat alm Munir, menimpali “Omah Munir, ini adalah salah satu icon “melawan lupa” dari janji palsu para pengusa yang ingin mengusut tuntas kasus pelanggaran HAM, terlebih kasus Cak Munir sendiri yang tak kunjung usai”.
Aktivis HAM itu juga mengatakan, pembelajaran HAM juga harus ditanamkan sejak kecil, “Biarlah para pengusa yang bertahta itu buram akan HAM, namun penerus bangsa jangan sampai tuli akan hal yang urgen itu,” terangnya.(Diana Manzila/Abdullah Alawi)