Kota Banjar, NU Online
Ketua PCNU Kota Lhokseumawe, Provinsi Aceh, Rizwan Haji Ali berharap agar Musyawarah Nasional dan Konferensi Besar Nahdlatul Ulama (Munas-Konbes NU) 2019 di Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar Citangkolo, Kota Banjar, Jawa Barat kali ini dapat menghasilkan keputusan yang berbasis penguatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Menurutnya, penguatan NKRI harus terus dikawal mengingat ancaman perpecahan banga tak pernah sunyi.
“Ya sampai kapanpun itu (penguatan NKRI) tetap dibutuhkan,” ucapnya kepada NU Online di arena Munas-Konbes NU 2019, Rabu (26/2).
Ia mengakui, NU mempunyai magnet yang cukup besar dalam menyatukan bangsa Indonesia. Itu karena sikap NU yang sangat terbuka dan selalu menghargai perbedaan. Sebagai ormas terbesar di tanah air, geliat NU cukup bisa memberi warna di tengah-tengah kehidupan masyarakat.
“Makanya kami berharap Munas dan Konbes ini menjadi momentum untuk mempererat persatuan dan memperkuat jalinan tali silaturahim ,mulai dari pusat hingga daerah,” lanjutnya.
Hal tersebut juga diamini oleh Rais Syuriyah PCNU Pidie, Tengku Haji Abd. Manaf. Dalam pandangan dia, tak bisa dipungkiri bahwa NU merupakan perekat nyata NKRI. Dikatakannya, Aceh dengan GAM-nya yang pernah masif berjuang untuk talak dari Indonesia, saat ini sudah aman dan sepenuhnya kembali ke pangkuan NKRI.
“NU tidak tinggal diam, dan terus berusaha menjadi perekat Aceh, karena NU diterima oleh semua golongan,” jelasnya.
Rombongan PWNU Aceh dalam Munas-Konbes NU 2019 diwakili oleh sejumlah ketua dan rais syuriah cabang. Hanya satu orang yang berasal dari PWNU Aceh.
“Selain karena sibuk, mereka ingin ada kaderisasi,” jelas Tengku Haji Abd. Manaf. (Aryudi AR).