Nasional

Pesantren Darussalam Mimika Gelar Bakti Ramadhan Nusantara

Rabu, 8 Mei 2019 | 00:00 WIB

Pesantren Darussalam Mimika Gelar Bakti Ramadhan Nusantara

Peserta dan pemateri BrasNU di Pesantren Babussalam, Mimika, Papua.

Mimika, NU Online
Memasuki bulan Ramadhan, biasanya banyak kegiatan yang dilakukan sekolah, pesantren atau lembaga pendidikan lainnya. Pesantren di kalangan Nahdlatul Ulama biasanya menggelar pengajian Ramadhan atau pasantren kilat dengan mengaji beberapa kitab secara maraton. 

Pemandangan berbeda dapat ditemukan di Pesantren Darussalam Mimika, Papua yang baru berdiri Januari 2019 lalu. Justru yang dilakukan adalah menggelar Bakti Ramadhan Santri Nusantara atau BrasNU.

BrasNU dilakukan selama liburan sekolah sejak Sabtu hingga Selasa (4-7/5) di Pondok Pesantren Darussalam Mimika Papua, Pesantren Wirausaha Ahlus-Sunnah Wal-Jama'ah An-Nahdliyyah. 

“Pada edisi pertama ini diikuti 10 santriwati dari Madin Al-Ikhlas SP2, dan santri lokal Darussalam sebanyak 20 orang. Santriwati dikumpulkan di asrama blok B, sementara santiwan dipusatkan di blok A dan masjid,” kata Ustadz Hasyim Asy’ari, Selasa (7/5). 

Selama empat hari tersebut, peserta mendapatkan gemblengan ilmu dan mental yang ketat. “Mulai dari mencuci baju, masak, mencari cari sayur, hingga berburu kayu bakar, semua dilakukan sendiri,” ungkap Pengasuh Pesantren Darussalam Mimika ini. 

Tentu saja, pengalaman tersebut memberikan kesan mendalam kepada peserta. “Metode pembelajaran di lantai bawah asrama panggung membuat nuansa alami ditambah suasana alam sekitar yang masih asli,” jelasnya.  

Sedangkan pada Senin malam, para santri memperoleh pengalaman unik berupa membakar batu. “Ini merupakan tradisi memasak ala suku di Papua dengan tanpa bumbu apapun. Cukup dioven dengan bungkusan semak semak,” terangnya.

Yang juga tidak kalah penting aspek penguatan Ahlussunnah wal Jamaah an-Nahdliyah sangat ditekan pada kegiatan ini. "Sehari penuh peserta mendapatkan materi dasar khusus Aswaja," ujarnya.

Materi lain yakni risalatus siam yang diberikan untuk langsung dipraktikkan di pondok. “Materi lain seperti kebersihan dan kerja bakti atau roan juga diberikan,” katanya.

Sementara itu, Ustadz H Fadlan selaku pengasuh santri Al-Ikhlas memberikan sejumlah kesan dan nasihat, "Di sini saya jadi tahu sifat kalian yang asli. Selama mengaji di masjid dengan saya paling 40-50 menit sehari, sisanya kalian di sekolah dan rumah. Jadi kalau kalian ada yang tidak puasa dengan alasan tidak sahur itu tidak bisa diterima. Di sini semua diawasi dan belajar mandiri," urainya.

Ketua Pengurus Pesantren Darussalam Mimika, Sugiarso memberikan tantangan dan pekerjaan rumah. "Tugas kalian sepulang dari sini adalah menceritakan pengalaman baik dan menyenangkan selama mondok ke teman cewek dan cowok. Hal itu agar kegiatan ke depan akan lebih banyak yang ikut,” pesannya. 

Tantangan kedua, dia mengamanatkan kepada peserta segera membentuk kepengurusan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama atau IPPNU. “Nanti saya akan ke SP2 untuk membantu membentuk kepengurusan tersebut," katanya. 

Wakil Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Mimika ini juga menanyakan apakah peserta ingin ikut mondok kembali. Sontak mereka menjawab senang jika ikut kembali di kesempatan mendatang.

"Jika kalian ingin mengubah karakter ya tidak bisa cuma tiga hari. Ngecat masjid ini saja biar ganti warna butuh empat hari. Jadi harus kontinu untuk belajar. Insyaallah program ke depan akan membantu keinginan kalian," nasihat  Ust Hasyim Asy'ari.

Rombongan santri Madin Al-Ikhlas SP2 menuju diantar pengasuhya, Ustadz H Fadlan dan wali santri sejak Sabtu (4/5) siang. "Saya ingin anak saya bisa belajar mandiri dan bertanggung jawab. Juga belajar agama dengan fokus," kata Karno, salah satu wali santri ketika ditanya motivasi mengikutsertakan anaknya pada acara BrasNU. 

Hal sama juga dirasakan para santri. "Saya senang karena bisa lebih mandiri. Selama ini saya tidak pernah masak dan semua tinggal makan, “ kata Bilqis dari Wanagon. 

Kesan lain disampakan Yuni, "Di sini saya gampang bangun subuh, bisa shalat Dhuha rutin, dan puasa rasanya cepat sekali," tandasnya. (Ibnu Nawawi)


Terkait