Nasional

Rahasia Ahmad Hamdani Raih Terbaik Pertama MMQ 2018

Sabtu, 13 Oktober 2018 | 04:30 WIB

Jakarta, NU Online
Setelah 2016 lalu menjadi terbaik kedua, Ahmad Hamdani kini menduduki terbaik pertama pada ajang Musabaqah Tilawatil Qur'an (MTQ) ke-27 tahun 2018 cabang Musabaqah Maqalah Al-Qur'an (MMQ) putra.

Dani, sapaan akrabnya, selain mempersiapkan teknik kepenulisan dan kontennya, juga menyiapkan hal yang mendasar, seperti menguasai diri sendiri agar mentalnya lebih kuat dan lebih tenang. Ia juga meminta doa dan rekan dekatnya.

"Dani percaya bahwa hal-hal non teknis itu juga yang mempengaruhi kita saat tampil," katanya saat dihubungi NU Online pada Sabtu (13/10).

Anggota Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Komisariat Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Cabang Ciputat itu mengungkapkan bahwa ia sudah meninggalkan pesaingnya dari tulisannya. Interval nilai dirinya dengan lainnya cukup jauh. Terlebih prosentase penilaian 75 persen untuk tulisan, sedang presentasi 25 persen.

"Dilihat dari nilai, mulai dari penyisihan, Dani sudah mulai nyolong start dari tulisan. Interval dengan peserta lainnya cukup jauh," ujarnya.

Ketenangan menjadi poin penting. Sebab, MTQ di Lombok, penampilannya terlalu gagarupuh, buru-buru. "Alhamdulillah diberikan ketenangan sama Allah dan akhirnya bisa menyelesaikan dengan baik," syukurnya.

Duta Serang itu menjelaskan bahwa MMQ melalui tiga tahap, yakni penyisihan, semi final, dan final. Tema bagi setiap peserta diundi. Pada tahap pertama, Dani mendapatkan tema tentang revolusi mental.

"Dani angkat isu ekologi. (Sebab,) Kerusakan ekologi bersumber dari buruknya mental," terangnya.

Sementara itu, pada semi final, ia mendapat tema keluarga dalam menopang ketahanan nasional. Mahasiswa Pendidikan Kimia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu menulis tentang pentingnya keluarga dalam menangkal radikalisme.

Dani merasa bahwa keberhasilannya itu karena merasa lebih siap ketimbang dua tahun sebelumnya. Meskipun dalam keadaan sakit demam dan diare saat tampil, ia tetap kerahkan kemampuan sehingga bisa meraih predikat terbaik. (Syakir NF/Ibnu Nawawi)


Terkait