Jakarta, NU Online
Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) H Robikin Emhas tidak mempermasalahkan gerakan 212 yang akan mengadakan reuni pada Ahad (2/12), kalau tujuannya untuk silaturahim.
"Kalau kegiatan reuni itu dimaksudkan untuk menjaga silaturahim, ya gak apa-apa. Bahwa dalam kegiatan ini harus menjaga etika, iya, menjaga adab, iya, menjaga perilaku, iya," kata Robikin di Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Rabu (28/11).
Ia berharap, kegiatan yang mempunyai niat baik ini tidak terciderai disebabkan mengganggu pihak lain, seperti tidak menjaga etika dan ketertiban.
"Jangan sampai orang punya niat baik, tapi kemudian disisi lain merusak hubungan baik dengan pihak lain. Jangan sampai niat silaturahim itu juga memperburuk ukhuwah dengan yang lain. Silakan saja (mengadakan reuni), tapi sekali lagi, yang penting menjaga etika, ucapan, kebersihan, termasuk juga menjaga ketertiban," katanya.
Selain itu, pria asal Malang, Jawa Timur ini juga berharap, kegiatan reuni ini tidak menyangkutpautkannya dengan politik praktis, seperti Pemilihan Presiden (Pilpres).
"Kalau ini dimaksudkan dalam rangka memperkuat ukhuwah, silaturahim, maka jangan ada politisasi agama di forum ini," pungkasnya.
Sebelumnya, akademisi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta A Bakir Ihsan, mengatakan, jika reuni ini dimaksudkan kepentingan politik, maka bisa mencederai agama Islam. Islam sejatinya bersifat universal dan rahmatan lil 'alamin.
"Agama bisa terciderai apabila digunakan untuk kepentingan kelompok atau organisasi tertentu, apalagi digunakan untuk menegasi sesama muslim hanya karena perbedaan pilihan politik," kata Bakir. (Husni Sahal/Abdullah Alawi)