Nasional

Sebarkan Pemikiran, Santri Harus Paham Jurnalistik

Ahad, 15 Juni 2014 | 09:02 WIB

Jember, NU Online
Santri tidak boleh hanya terpaku pada dunia mengaji, namun juga harus mengembangkan wawasan di bidang lain, khususnya jurnalisme. Sebab, keahlian jurnalistik dan tulis-menulis menjadi bagian penting dari sistem informasi dewasa ini.
<>
Demikian dikemukakan salah seorang pengasuh Pesanten Nuris 1 Antirogo, Sumbersari, Jember, Lora Abdurahman, ketika membuka pelatihan jurnalistik di aula Pesantren Nuris, Sabtu (14/6).

Menurutnya, informasi sangat penting dikuasai sebagai akses ilmu pengetahun. “Sekarang ilmu apapun ada dan bisa didapat, dan kabar apapun di belahan dunia bisa kita akses dari sistem informasi yang ada,” ujarnya.

Ia mengakui salah satu kelemahan pesantren adalah minimnya sumber daya manusia (SDM) di bidang tulis-menulis dan jurnalistik. Padahal, begitu banyak pemikiran-pemikiran hebat yang muncul dari lingkungan pesantren yang belum terpublikasikan karena minimnya SDM jurnalistik sekaligus lemahnya jaringan informasi yang dimiliki  pesantren.

Menurutnya, para ulama salaf cukup menguasai dunia tulis-menulis meski hidup di masa yang sangat terbatas fasilitas dan sarananya. Mereka punya kemampuan menulis yang sangat mumpuni sehingga pikiran-pikirannya dapat dituangkan dalam bentuk buku atau kitab ilmiah, misalnya Imam al-Ghazali. “Jadi kalau kita lihat sejarah, umat Islam itu jago nulis,” ucapnya.

Pelatihan jurnalistik itu sendiri diikuti oleh 50 siswa SMK dan MA Nuris, dengan menghadirkan nara sumber dari media cetak dan online. (Aryudi A Razaq/Mahbib)


Terkait