Internasional

Sekolah Jurnalistik PCINU Taiwan Dorong Peserta Ramaikan Media NU

NU Online  ·  Selasa, 5 Agustus 2025 | 21:00 WIB

Sekolah Jurnalistik PCINU Taiwan Dorong Peserta Ramaikan Media NU

Tangkapan layar kegiatan Sekolah Jurnalistik PCINU Taiwan secara daring. (Foto: dok. PCINU Taiwan)

Taipei, NU Online

Dalam upaya meningkatkan kapasitas kader di bidang literasi dan komunikasi publik, Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Taiwan menyelenggarakan Sekolah Jurnalistik secara daring melalui Zoom Meeting.


Kegiatan ini diikuti oleh 95 peserta yang merupakan utusan dari berbagai badan otonom (banom) dan lembaga di bawah naungan PCINU Taiwan. Program ini dirancang dalam empat sesi pertemuan yang berlangsung setiap Jumat malam, pada 11, 18, dan 25 Juli serta 1 Agustus 2025.


Sekolah Jurnalistik menghadirkan narasumber utama Jurnalis NU Online, Kendi Setiawan. Program ini bertujuan memberikan pembekalan dasar-dasar jurnalistik kepada para kader agar mampu memproduksi konten berita dengan baik, benar, dan sesuai kaidah jurnalistik.


Ketua PCINU Taiwan, Ustadz Muhammad Ghofur, menekankan pentingnya pelatihan jurnalistik sebagai bagian dari penguatan media internal organisasi.


“Pembekalan dasar jurnalistik kami anggap sangat penting, mengingat saat ini PCINU Taiwan beserta sejumlah banom dan lembaga telah memiliki platform media dan website sendiri,” ungkapnya.


“Untuk mengisi ruang informasi tersebut secara berkelanjutan dan berkualitas, tentu diperlukan pelatihan dan pendampingan yang tepat,” ujarnya.


Ghofur juga berharap agar narasumber dapat mentransfer pengetahuan dan pengalaman profesionalnya kepada para peserta.


Melalui program ini, PCINU Taiwan berharap dapat melahirkan kader-kader penulis yang tidak hanya aktif menulis, tetapi juga mampu menghadirkan perspektif dakwah dan kemanusiaan dari tanah rantau secara berkualitas dan inspiratif.


Pada pertemuan perdana, Kendi Setiawan menyampaikan materi tentang dasar-dasar jurnalistik, mulai dari jenis tulisan (berita, opini, feature, investigasi), struktur penulisan (5W+1H dan piramida terbalik), hingga perbedaan antara hard news dan soft news.


Ia juga menekankan bahwa berlatih menulis berita dapat dilakukan berdasarkan pengalaman pribadi dan peristiwa sehari-hari sebagai langkah awal menjadi penulis yang produktif.


“Menulis berita bukan sekadar mengabarkan, tapi juga mencatat jejak pengalaman,” kata dia.


Untuk melatih kelancaran menulis, ia mengajak peserta membiasakan diri menulis berita dari kegiatan dan membuat catatan harian.


Sebagai bagian dari pelatihan, para peserta juga ditantang menyelesaikan tugas penulisan berita. Setiap peserta diwajibkan mengunggah hasil tulisannya ke Google Drive dalam waktu lima hari setelah menerima tautan tugas.


Pada pertemuan berikutnya, peserta diberi materi mengenai teknik wawancara sebagai bekal dalam menggali bahan berita.


“Teman-teman yang mungkin pernah diledek teman lainnya dengan ucapan, nanya melulu kayak wartawan, nah manfaatkan bakat itu dalam mengembangkan dunia jurnalistik,” kata Kendi.


Ia juga mengingatkan bahwa seorang jurnalis yang baik harus memiliki sejumlah ciri penting, antara lain rasa ingin tahu yang tinggi, kemampuan menulis dengan jelas dan lugas, menjunjung tinggi kejujuran dan integritas, mampu bekerja di bawah tekanan, serta peka terhadap isu-isu sosial.


Kendi menambahkan bahwa dalam program Dai Go Global LD PBNU pada bulan Ramadhan, para pendakwah menuliskan laporan perjalanan dan pengalaman mereka dalam bentuk tulisan.


“Teman-teman bisa membaca tulisan para ustadz saat bertugas dakwah di bulan Ramadhan dan mencoba gaya penulisan semacam itu selain menulis berita-berita kegiatan yang diikuti,” kata Kendi.


Ia juga berpesan agar para peserta tidak bosan berlatih menulis dan mencoba mengirimkan karyanya ke media-media NU. Apalagi, PCINU Taiwan juga telah memiliki media online sendiri.