Jakarta, NU Online
Alumnus Harvard Business School, Toronata Tambun mengungkapkan, kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) bukan teknologi baru yang kenyong-konyong ada. AI tercatat telah ada sejak tahun 1950, ketika ilmuwan komputer John McCarthy menciptakan istilah 'Kecerdasan Buatan', perkembangan pesat AI sejak Konferensi Dartmouth pada tahun 1956 telah menyita banyak perhatian.
"AI telah diterapkan dalam berbagai industri, mengoptimalkan proses dan merevolusi tugas-tugas tertentu," jelas dia kepada NU Online, Rabu (26/7/2023).
Ia menjabarkan, contoh yang menonjol termasuk AI dengan teknologi Natural Language Processing (NLP) memungkinkan asisten virtual seperti Siri berinteraksi dengan pengguna secara efektif. Selain itu, AI dengan teknologi computer vision digunakan untuk pengenalan wajah dan diagnosis medis, serta sistem rekomendasi berbasis AI juga telah digunakan oleh perusahaan seperti Netflix.
Dalam konteks jurnalistik, ia menilai bahwa teknologi AI dan jurnalis dapat melengkapi satu sama lain. Menurutnya, terdapat sejumlah produk AI yang membantu pekerjaan jurnalis dari segi analisis data, cek otomatis, analisis sentimen, pembuatan konten, hingga penerjemahan bahasa.
1. Analisis Data
Ia menerangkan bahwa alat AI seperti Tableau, IBM Watson Analytics, dan Google Cloud's BigQuery yang memproses dataset besar, memungkinkan jurnalis untuk mengungkap tren dan pola yang relevan untuk diangkat.
"Pengguna: jurnalis data, jurnalis investigasi, dan organisasi berita yang membutuhkan wawasan berbasis data," kata Affiliated Alumni MIT Sloan School of Management tersebut.
2. Faktor Cek Otomatis
Alat faktor cek AI seperti Factmata dan Full Fact, terang dia, menggunakan algoritma pemrosesan bahasa alami untuk memverifikasi informasi dan mengidentifikasi miskomunikasi. Perangkat AI tersebut digunakan untuk memastikan akurasi dan kredibilitas informasi dalam informasi yang akan diangkat.
3. Analisis Sentimen
Perangkat AI untuk analisis sentimen meliputi IBM Watson dan Lexalytics. Menurutnya, alat tersebut dapat mengukur pendapat publik dengan menganalisis pos media sosial dan konten online lainnya. Biasanya, perangkat tersebut digunakan untuk peliputan isu pemilu, pendapat publik, atau isu-isu sosial.
4. Pembuatan Konten
Dalam penyusunan konten, platform konten yang dihasilkan AI seperti GPT-3 dari OpenAI dinilai dapat membantu jurnalis dalam menyusun ringkasan atau laporan berita. Perangkat tersebut dapat meningkatkan efisiensi penulisan atau mencari inspirasi untuk pembuatan konten.
5. Penerjemahan Bahasa
Alat penerjemahan AI seperti Google Translate dan DeepL memfasilitasi jurnalisme global dengan menerjemahkan wawancara, dokumen, dan sumber berita secara akurat. Alat AI tersebut akan membantu kerja jurnalistik, utamanya dalam peliputan acara internasional atau bekerja di wilayah dengan beberapa bahasa.
Baca Juga
NU dan Tantangan Abad Kecerdasan Buatan
Terpopuler
1
Arus Komunikasi di Indonesia Terdampak Badai Magnet Kuat yang Terjang Bumi
2
PBNU Nonaktifkan Pengurus di Semua Tingkatan yang Jadi Peserta Aktif Pilkada 2024
3
Pergunu: Literasi di Medsos Perlu Diimbangi Narasi Positif tentang Pesantren
4
Kopdarnas 7 AIS Nusantara Berdayakan Peran Santri di Era Digital
5
Cerita Muhammad, Santri Programmer yang Raih Beasiswa Global dari Oracle
6
BWI Kelola Wakaf untuk Bantu Realisasi Program Pemerintah
Terkini
Lihat Semua