Jakarta, NU Online
Pengasuh Pondok Pesantren Raudhatul Muhibbin Caringin, Bogor, Jawa Barat KH M. Luqman Hakim menyatakan bahwa bapak seluruh manusia, Nabi Adam as perlu diteladani dalam pengakuan dosa. Dia tidak mau menyalahkan siapa pun, kecuali dirinya sendiri ketika melakukan kesalahan.
“I'tiraf (pengakuan dosa) terbesar manusia atas kedzalimannya dipresentasikan oleh Bapak Manusia, Adam as. Teladan kehambaan yang mulia. Ikuti,” ujar Kiai Luqman dikutip NU Online, Selasa (28/5) lewat twitternya.
Seperti diketahui bahwa pengakuan dosa Nabi Adam diwujudkan dalam sebuah doa agung berbunyi, rabbana dzolamna anfusana wa illam taghfirlana wa tarhamna lanakunanna minal khosirin (Ya Tuhan kami, diri kami kami telah dzalim, jika tidak Engkau beri ampunan kepada kami, dan Engkau kasihi kami, niscaya kami tergolong orang merugi).
Terkait posisi hamba dengan Tuhannya, Direktur Sufi Center mengisahkan seorang santri yang bertanya kepada kiainya tentang posisi dirinya di hadapan Tuhan.
"Kiai, dimana posisi saya didepan Tuhan?" tanya santri.
"Kalau posisimu sedang disiksa, kamu akan menuruti hawa nafsumu, mengeksplorasi keburukan ego jiwamu," jawab sang kiai.
"Sebaliknya, kalau kamu sedang diangkat derajatmu, tiada waktumu kecuali taat kepada-Nya, nafsumu terkunci,” imbuhnya.
Kiai Luqman juga menjelaskan ketika seorang hamba menginginkan selalu mendapat bimbingan Tuhan.
Ia menuturkan bahwa manusia harus berserasi dengan Allah. Berserasi ini bisa diwujudkan yaitu jika Allah memanggil, seorang hamba langsung siap.
“Jika Allah melarang, Anda langsung menjauh. Jika Allah memberi nikmat Anda langsung syukur. Jika memberi cobaan, langsung sabar. Jika menakdirkan taat, langsung melihat anugerah. Jika Anda maksiat, langsung tobat,” paparnya. (Fathoni)