Nasional

Teladani Kiai Bisri Syansuri, Rais ‘Aam Ingatkan Agar Tak Gila Jabatan

Sel, 28 Maret 2017 | 18:01 WIB

Jombang, NU Online 
Rais ‘Aam PBNU KH Ma'ruf Amin mengatakan, sifat tawadhu yang dimiliki salah satu tokoh Nahdlatul Ulama almaghfurlah Kiai Bisri Syansuri patut dicontoh elemen bangsa, terlebih bagi calon pemimpin bangsa. 

Sikap tawadhu Kiai Bisri Syansuri, menurut dia, tercermin saat muktamar NU di Bandung. Pada saat itu Kiai Bisri Syansuri terpilih sebagai Rais ‘Aam. Namun, karena tawadhu Kia Bisri kepada KH Wahab Chasbullah yang pada saat itu juga turut menghadiri muktamar, ia menolak dan melimpahkan jabatan itu kepada Kiai Wahab.

"Tawadhunya beliau (Kiai Bisri Syansuri, red.) luar biasa, meski terpilih menjadi Rais ‘Aam waktu muktamar, ia tidak mau, selama masih ada KH Wahab Chasbullah sebagai gurunya," jelasnya saat menyampaikan taushiyah pada haul KH Bisri Syansuri di Pondok pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar, Jombang,  Selasa (28/3) malam.

Ia menambahkan, setelah KH Wahab Chasbullah meninggal saat masih menjabat Rais ‘Aam, Kiai Bisri Syansuri yang terkenal ahli ilmu fiqih itu maju sebagai penggantinya. Majunya Kiai Bisri Syansuri juga karena amanat umat saat itu.

"Baru ketika KH Wahab Chasbullah sudah tidak menjabat Rais Aam, beliau mau untuk menjadi Rais ‘Aam PBNU pengganti beliau (KH Wahab Chasbullah, red)," imbuh kiai yang juga Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Menurutnya, dalam konteks kekinian, persoalan jabatan secara umum justru menjadi perebutan yang luar biasa. Bahkan tak jarang kondisi tersebut menjadi akar permasalahan yang memicu terjadinya perpecahan antarsesama.

"Ini luar biasa ketawadhunnya. Patut kita contoh. Kalau sekarang posisi Rais ‘Aam atau jabatan-jabatan yang lain malah diperebutkan. Saya di posisi Rais ‘Aam PBNU hasil muktamar NU di Jombang mendapat mandat dari peserta muktamar," ujarnya. (Syamsul Arifin/Abdullah Alawi)

ADVERTISEMENT BY ANYMIND


Terkait