Nasional

Umat Islam Jangan Merasa Dipojokkan

Ahad, 7 Juli 2019 | 01:30 WIB

Umat Islam Jangan Merasa Dipojokkan

Mahfud MD berpose bersama Pengasuh Pesantren Nurul Jadi dan Pengurus ISNU Jawa Timur

Probolinggo, NU Online
Umat Islam saat ini mengalami euforia. Hal ini ditandai dengan terakomodasinya kegiatan Islam dalam berbagai agenda kenegaraan baik di daerah maupun di pusat. Tidak hanya itu, orang Islam yang potensial dengan keimanan yang kokoh, tersebar diberbagai instansi pemerintahan.

“Jadi saudara sekarang jangan merasa ‘umat Islam kok dipojokkan terus, kita harus ambil alih kekuasaan’. Ambil alih dari mana wong ini sudah Islam yang berkuasa,” jelas mantan Ketua Mahkamah Konstitusi, Muhammad Mahfud MD saat menjadi narasumber dalam Seminar Islam Wasathiyah, Pancasila dan Islam Syariah di aula Madrasah Aliah Nurul Jadid, Paiton, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, Jumat (5/7).

Menurut Mahfud, “keberkuasaan”  Islam bisa dilihat dari umat Islam yang begitu luas memasuki segala sektor kehidupan. Sekarang santri bisa jadi bupati, gubernur, menteri, dan jabatan penting lainnya. Dulu, umat Islam dianggap kelas dua.

“Kalau dulu tidak bisa santri (NU) jadi menteri kecuali menteri agama,” jelasnya.

Tidak hanya itu, lanjutnya, posisi penting di jajaran kepolisian juga banyak diisi muslim yang taat. Polisi yang dulu dikesankan sebagai sosok yang menakutkan, kasar dan bahkan seakan tidak kenal agama, sekarang sudah lain. Tidak sedikit polisi yang jadi ustadz, muballigh,  dan sebagainya.

Ia lalu menyebut Kapolri Tito Karnavian sebagai sosok yang islamnya cukup kuat. Bahkan di rumah Kapolri, setiap Rabu sore digelar pengajian, mengumpukan anak-anak yatim untuk dibina. Di sisi lain, Kapolres Gunugkidul, Fu’adi, dikenal sebagai sosok polisi yang hafal Al-Quran. Demikian juga Kapolda Sumatera Selatan, Mapoldanya dijadikan markas pengajian. Sedangkan Gus Miek bersama Gus Wijoyo Kusumo mengembangkan tradisi semaan Al-Quran bersama Kapolda Jawa Tengah.

Sementara di kampus-kampus dengan masjidnya yang megah-megah, kegiatan keislaman juga lancar. Umat Islam juga diberi akses luar biasa untuk menempuh pendidikan  mana saja, bahkan  disediakan beasiswa.

“Jangan bilang Islam dipojokkan. Tidak usah berteriak-teriak mendirikan negara Islam, memberlakukan syariat Islam, dan sebagainya. Lakukan saja perintah-perintah Islam yang substantif itu,” pungkasnya. (Aryudi AR)





Terkait