Jakarta, NU Online
Pusat Kajian Islam Nusantara (PKIN) Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (Unusia) menggelar tadarus Islam Nusantara dengan tema Manuskrip Nusantara dalam Diskursus Budaya Melayu di Griya Gus Dur, Jalan Taman Amir Hamzah, Jakarta, pada Jumat (30/11) malam.
Kegiatan ini menghadirkan empat pembicara dari Universitas Kebangsaan Malaysia yang meneliti sosok Syekh Abdul Rauf al-Singkili, khususnya kitab Mirat al-Thullab. Kitab tersebut menjelaskan tentang bidang ilmu fiqih. Jabatannya sebagai qadli pada kerajaan Nangroe Aceh Darussalam itu juga menunjukkan kefaqihannya.
"Syekh Abdul Rauf Singkel ini ulama fiqih antarbangsa," kata Mohd Syukri Yeoh Abdullah, Guru besar Universitas Kebangsaan Malaysia, mengenalkan sosok yang dikenal sebagai Syiah Kuala itu.
Alyasak bin Berhan menjelaskan bahwa kitab fiqih berbahasa Melayu pertama itu dipengaruhi oleh kitab-kitab karya ulama Syafi'iyah mengingat sang penulis bermazhab Syafi'i.
"Hal ini terlihat dari kutipannya dari kitab-kitab Fathul Wahab, Minhajut Thalibin Wa Umdah al-Muftin, Irrsyad al-Ghaw ila Masalik al-Hawi, Hadi Al-Muhtaj fi Syarh al-Minhaj, Iqna' syarh Abi Syuja', Tuhfatul Muhtaj, Fath al-Jawad bi Syarhil Irsyad, dan Nihayatul Muhtaj," ujarnya.
Mengikuti Imam ibnu Hajar al-Haitami, jelas Alyasak, Syekh Abdul Rauf Singkel berpandangan bahwa hukum dasar nikah itu mubah. Meskipun, lanjutnya, al-Haitami sendiri mengatakan ada juga yang menyebut hukum dasar nikah itu sunnah muakkad.
Sementara itu, Razif Mohamed Salleh menerangkan tentang jinayat, hal yang berhubungan dengan tindakan kriminal, dalam kitab tersebut.
Adapun Syahrul Hilmi bin Othman menguraikan tentang muamalat dalam kitab tersebut. Bab yang 36 jenis hubungan antarmanusia ini di antaranya terangkum ke dalam transaksi sukarela yang meliputi hibah dan sedekah, transaksi individu meliputi zakat dan infaq.
Kegiatan yang dipandu oleh Ketua PKIN Idris Masudi itu dihadiri oleh Dekan Fakultas Islam Nusantara Unusia Mastuki HS, Filolog Adib Misbahul Islam, Ketua Mahasiswa Ahlit Thariqah Al-Mu'tabaroh Al-Nahdliyah (MATAN) DKI Jakarta Ali M Abdillah, dan dosen-dosen serta mahasiswa pascasarjana Unusia. (Syakir NF/Muiz)