Pondok Pesantren Darun Najah yang beralamat di Desa Petahunan, Kecamatan Sumbersuko, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur berawal dari madrasah diniyah awaliyah dengan segelintir santri. Tapi kini lembaga asuhan KH. Moh. Khozin Barizi itu berkembang menjadi pesantren yang juga menaungi lembaga formal mulai Madrasah Tsanawiyah (MTs), Madrasah Aliyah (MA) hingga Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). <>
Berdasarkan sejarah yang ada, Pesantren Darun Najah didirikan sejak tahun 1995, berawal dari pendirian Madrasah Diniyah Aliyah sederhana dengan santri yang hanya 20 orang dan tiga guru. Seiring berjalannya waktu, minat masyarakat untuk menimba ilmu di Darun Najah semakin meningkat sehingga pihak pesantren berinisiatif mendirikan pendidikan formal khusus jenjang sekolah menengah pertama. Akhirnya, selang tiga tahun dari rintisan lembaga awal tepatnya tahun 1998 berdirilah MTs Darun Najah dengan Kepala Sekolah (Kepsek) seorang perempuan bernama Ibu Yatik, yang memimpin hingga tahun 2005. Dilanjutkan Ibu Mudrifah hingga tahun 2006 dan diteruskan oleh Ibu Nur Saidah sampai dengan sekarang.
Pengembangan pesantren dengan pendirian lembaga pendidikan formal ini bertujuan untuk mencetak generasi Islam yang berwawasan Iptek (ilmu pengetahuan) dan Imtaq (iman dan taqwa) serta dapat mengimplementasikan hasil pendidikan pondok pesantren dalam masyarakat yang plural seperti saat ini. Karena itu pula, meski didirikan lembaga formal, para peserta didik tetap dibekali ilmu-imu keagamaan dengan keseimbangan pengetahuan umum.
Selang enam tahun dari pendirian MTs Darun Najah, pengembangan pendidikan terus beranjut dengan didirikannya Madrasah Aliyah (MA) Darun Najah sejak tahun 2003. Sistem pembelajaran yang ada baik di tingkat MTs dan MA pun tak jauh berbeda tetap dengan menjunjung tinggi keseimbangan antara IPTEK dan IMTAQ. Harapannya bisa menciptakan santri yang berkomKpetensi, mempunyai kecerdasan ganda (Multiple Intellegence) serta santri yang berakhlaqul karimah.
Dengan tujuan-tujuan yang ingin diraih, pihak Darun Najah melengkapi lembaga segala yang menjadi penunjang pendidikan dan menjelma sebagai pesantren modern berbasis salafiyah. Para peserta didik baik di tingkat MTs maupun MA dibekali dengan Pendidikan Islam yang mengedepankan pembinaan spiritual dan moral, di samping itu juga membekali para santrinya dengan ilmu-ilmu umum. Selain itu ada pula pengembangan kreativitas siswa mulai pembelajaran menjahit, pemanfaatan barang bekas hingga tata boga yang dikemas dalam kegiatan ekstrakurikuler.
Terampil dan Berprestasi
Ekstrakurikuler tidak hanya dilaksanakan dalam pendidikan formal, pesantren juga mengadakan berbagai macam program ekstrakulikuler yang dibimbing langsung oleh pengasuh dan pengurus pesantren dan dilaksanakan di luar jam pelajaran formal. Program ekstra kulikuler tersebut antara lain kajian intensif ilmu-ilmu Al Qur’an, qiro’ah, kajian kitab-kitab kuning dan kontemporer, pelatihan dakwah, khotbah Bahasa Indonesia, Arab dan Inggris, olahraga, pelatihan Menjahit dan tataboga, seni hadrah, kaligrafi, training Aqidah Fiqih serta pengembangan bakat keterampilan tangan salah satunya membuat handicraft (kerajinan tangan). Hal ini diharapkan agar nanti ketika terjun ke kancah kehidupan bermasyarakat santri tidak akan merasa canggung dan dapat mandiri.
Dari program-program pengembangan kreativitas santri tersebut, tak ayal para santri tidak hanya piawai membaca kitab kuning tapi juga terampil dalam membuat kerajinan dari berbagai bahan. Mereka bisa membuat kerajinan seni menghias mahar, membuat lampu lampion, hingga merangkai bahan-bahan bekas menjadi mading tiga dimensi.
Di sisi lain, santri juga memiliki keunggulan dari segi bahasa dan sains. Terbukti, dari berbagai event yang MTs Darun Najah Petahunan ikuti salah satunya yakni Kompetisi Sain Madrasah (KSM) tingkat Madrasah Tsanawiyah. Event KSM ini diselenggarakan rutin setiap tahun oleh Koordinator Kerjasama Kepala Madrasah (K3M) MTs. Pada tahun ini Kontingen KSM MTs Darun Najah membawa 2 piala yang diperoleh dari bidang studi Bahasa Arab dan Biologi. MTs Darun Najah mengirim sebanyak 16 peserta dengan 2 siswa untuk perwakilan masing-masing bidang studinya. Dari ke 16 siswanya 10 di antaranya masuk dalam babak final.
Prestasi yang cukup membanggakan ini sekaligus mengharumkan nama Madrasah dan sekaligus Yayasan yang menaunginya. Menanggapi kesuksesan putra-putrinya Kepala MTS Darun Najah Nur Saidah, S.Si.MM merasa bangga sekaligus terharu atas prestasi yang diraih oleh peserta didiknya.
“Semoga MTs Darun Najah akan semakin berkualitas dan dipercaya oleh masyarakat serta menjadi tujuan atau pilihan masyarakat”, pungkas ibu yang tinggal di kelurahan Rogotrunan Lumajang ini.
Tidak hanya itu, santri Darun Najah juga berprestasi di bidang kaligrafi, yakni sebagai Juara Harapan 1 pada cabang Kaligrafi Putri yang diwakili oleh Maulidatur Rohmah siswi XI Keagamaan MA Darun Najah pada Perhelatan AKSIOMA MA Ke-9 JATIM di Tuban.
Hal ini sesuai misi lembaga yang bertekad menjadi pusat pendidikan modern berbasis salaf yang berkualitas dan dapat menjadi rujukan pengembangan pendidikan pondok pesantren. Untuk menciptakannya, pihak pesantren menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran yang kreatif dan inovatif demi menyongsong arus globalisasi dunia yang mana mengharuskan output sumber daya manusia yang berkompetensi dalam segala bidang ilmu pengetahuan. (Nidhomatum MR)
Terkait
Terpopuler
1
5 Doa Pilihan untuk Hari Asyura 10 Muharram, Lengkap dengan Latin dan Terjemahnya
2
Koordinator Aksi Demo ODOL Diringkus ke Polda Metro Jaya
3
Inilah Niat Puasa Asyura Lengkap dengan Latin dan Terjemahnya
4
10 Muharram Waktu Terjadinya 7 Peristiwa Penting Para Nabi
5
Khutbah Jumat: Memaknai Muharram dan Fluktuasi Kehidupan
6
Khutbah Jumat: Meraih Ampunan Melalui Amal Kebaikan di Bulan Muharram
Terkini
Lihat Semua