Imam As-Syafi’i menempatkan ulama pada kedudukan terhormat dalam Islam. Ia memasukkan ulama sebagai salah satu kelompok wali Allah, sebuah kedudukan terhormat di bawah kenabian.
وَقَالَ الشَّافِعِيُّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ : إنْ لَمْ تَكُنْ الْفُقَهَاءُ الْعَامِلُونَ أَوْلِيَاءً لِلَّهِ فَلَيْسَ لِلَّهِ وَلِيٌّ
Artinya, “Imam As-Syafi’i berkata, ‘Kalau ahli agama yang saleh itu bukan wali Allah, niscaya Allah tidak memiliki wali.’” (An-Nawawi, Al-Majmuk fi Syarhil Muhadzdzab).
Imam As-Syafi’i menempatkan ulama atau ahli kajian agama pada kedudukan terhormat dalam Islam. Ia memasukkan ulama sebagai salah satu kelompok wali Allah, sebuah kedudukan terhormat di bawah kenabian.
Pandangan Imam As-Syafi’i tidak lepas dari penghormatannya secara pribadi terhadap ilmu pengetahuan. Ucapannya cukup terkenal, “Siapa yang menginginkan dunia, raihlah dengan ilmu. Siapa yang menghendaki kehidupan akhirat, juga capailah dengan ilmu.”
Imam As-Syafi’i mengatakan, “Tidak ada kebaikan pada orang yang tidak mencintai (menghargai) ilmu. Jangan sampai kau mengenal apalagi bersahabat dengan orang seperti itu.”(Alhafiz Kurniawan)
ADVERTISEMENT BY ANYMIND