Malang, NU.Online
Dalam sambutannya untuk mendukung gerakan anti korupsi ini Cak Nur, panggilan akrab dari Nurcholis Madjid mengatakan bahwa tidak mungkin gerakan seperti ini tidak didukung guna menyelamatkan bangsa yang sudah terkena penyakit kronis.
Rektor Universitas Paramadina tersebut mengatakan bahwa terdapat dua kejahatan dimana orang dapat dibunuh, yaitu membunuh orang lain dan merusak kehidupan di bumi. Maka dari itu kejahatan korupsi patut dibunuh karena hal ini merusak kehidupan dibumi.
<>“Korupsi tidak seperti mencuri, kalau mencuri kan jelas siapa yang dirugikan dan siapa yang diuntungkan, sedangkan kalau korupsi, yang menyogok, yang disogok, serta yang menjadi perantara semuanya mendapat keuntungan. Lalu siapa yang dirugikan, yaitu adalah seluruh rakyat, seluruh bangsa karena system menjadi rusak.
Oleh karena itu hukuman suap menyuap tidak ada, yang ada adalah hukuman langssung dari Allah berupa kutukan. “Allah mengutuk orang yang disuap, menyuap, dan menjadi perantaranya,” dari sini bias ditarik kesimpulan kalau bangsa ini merupakan bahwa yang paling tinggi korupsinya, maka bangsa ini merupakan bangsa yang paling terkutuk di muka bumi.
Cendikiawan yang digadang-gadang beberapa orang untuk memimpin negeri ini ke depan tersebut menambahkan bahwa yang lebih parah lagi, banyak orang yang melakukan tindakan yang sangat jahan ini taanpa merasa bersalah, padahal dalam puasa ini, kit diingatkan, janganlah kalian memakan harta sesamamu, dan kemudian menyogok atau menyuap hakim-hakim agar kamu dibenarkan atau memakan harta tersebut secara bathil.
“Jadi salah satu alas an mengapa korupsi itu rumit adalah diciptakannya akal-akalan hokum untuk membenarkan adanya korupsi. Inilah sebabnya mengapa di Indonesia banyak sekali korupsi, tetapi koruptornya sulit ditangkap, seolah-olah banyak korupsi tanpa koruptor, karena para koruptor merasa aman-aman saja disebabkan mendapat perlindungan hokum,” tambahnya.
Kalau kita melakukan satu kejahatan, tetapi merasa bahwa hal ii adalah kebaikan, ini merupakan kejahatan yang paling tinggi, yaitu kebangkrutan spiritual. Saya kira kalau melihat tanda-tanda seperti ini kita mengalami kebangkrutan spiritual. Di Indonesia banyak sekali pribadi-pribadi yang keimanannya kepada Allah patut dipertanyakan karena mereka tidak memperhitungkan agenda Allah dlam hidup mereka dan apakah balasan Allah di Akhirat nanti. Kerjasama ini merupakan satu langkah yang baik untuk menghilangkah kejahatan korupsi di Indonesia.
Paling tidak di Indonesia dibutuhkan satu generasi, atau sekitar 20 tahun, tapi disertai konsistensi dan keteguhan untuk memberantas korupsi. Maka dari itu harus ada tongkat estafer, harus dilanjutkan oleh orang-orang muda, nah selanjutnya melalui sharing atau penjelasan-penjelasan suapay ada pengembangan ide-ide pemberantasan korupsi yang baru. (mkf)