Duta Besar Australia untuk Indonesia Bill Farmer menyambut baik delegasi tokoh muda Muslim dari Australia yang berkunjung ke Indonesia belum lama ini.
“Ini merupakan hal yang penting bagi pemuda-pemudi Australia untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang peran agama di Indonesia dan berbagi pandangan mereka tentang sumbangsih Islam terhadap masyarakat yang majemuk dan demokratis seperti Australia dan Indonesia,” kata Duta Besar.<>
Delegasi Australia terdiri dari tiga orang perempuan dan dua orang pria, yang kesemuanya merupakan tokoh muda yang cemerlang di komunitas Muslim Australia.
Selama kunjungan mereka ke Jakarta, Banten, Yogyakarta dan Bandung dari tanggal 11 s/d 25 Mei 2008, mereka akan bertemu dengan para tokoh di bidang agama, kemasyarakatan, pendidikan, akademisi dan media.
Program mereka termasuk menghadiri Konferensi Agama dan Perdamaian Asia (Asian Conference on Religion and Peace) yang akan dibuka oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla. Selain itu, mereka juga akan terlibat dalam diskusi dengan mahasiswa dan dosen dari universitas dan sekolah Islam ternama. Menurut rencana, pada Sabtu malam, mereka akan menginap di Pesantren Darul Qalam di Banten dan bergabung dalam pengajian bulanan bersama budayawan Emha Ainun Najib (Cak Nun) di Bantul.
Duta Besar Farmer mengatakan, susunan delegasi ini menunjukkan keanekaragaman komunitas muslim Australia. Delegasi itu antara lain Alia Imtoual (Adelaide), dosen di Universitas Flinders di Australia Selatan yang telah dianugrahi Australian Muslim Woman of the Year 2007, Fatema Ayubi (Adelaide), pegawai kependudukan dan pelatih Kesadaran Budaya dengan Asosiasi Pengungsi Australia di Australia Selatan, Asme Fahmi (Sydney), sekretaris Mission of Hope, sebuah organisasi kesejahteraan Muslim di Sydney, dan anggota utama Jaringan Sukarelawan Muslim Australia, Saeed A. Saeed (Melbourne), jurnalis dan pekerja muda yang bekerja dengan pemuda Muslim untuk membantu mereka dalam kepemimpinan dan pelatihan berbicara di depan umum, dan Fatih Erol Tuncer (Melbourne), Muslim kelahiran Melbourne dari orang tua Australia-Turki yang juga kordinator Program Pembimbingan Muslim Ansaar.
Pertukaran bilateral tokoh muda Muslim terbentuk pada 2002 oleh Australia-Indonesia Institute (AII). Program yang didanai oleh Pemerintah Australia ini bertujuan untuk mempromosikan pengertian yang lebih baik antara masyarakat Australia dan Indonesia. Secara khusus, program ini mendorong terciptanya dialog, toleransi dan persahabatan antara Muslim dan non-Muslim di kedua negara.
Duta Besar mengatakan, kunjungan oleh tokoh Australia ini melengkapi kunjungan sejumlah tokoh Islam Indonesia ke Melbourne, Canberra dan Sydney dari tanggal 28 April hingga 12 Mei 2008 dalam program yang sama.
Organisasi media setempat dipersilakan untuk meliput program kunjungan ini melalui pengaturan dengan Kedutaan Besar Australia. (ant/dar)