Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) Ikatan Pencak Silat Nahdlatul Ulama Pagar Nusa (IPSNU PN) periode 2007-2012, Fuad Anwar, bertekat menjadikan organisasi yang dipimpinnya sebagai organisasi yang mandiri, tidak tergantung pada pihak lain.
“Saya ingin menjadikan Pagar Nusa ini sebagai organisasi yang mapan, mandiri dan tidak tergantung pada pihak lain. Kalau mau mengadakan kegiatan, tidak perlu utang sana, utang sini,” ujar Fuad kepada NU Online sesaat setelah ia ditetapkan sebagai Ketua Umum pada Kongres I IPSNU PN di Asrama Haji, Pondok Gede, Jakarta, Sabtu (21/7).<>
Baginya, untuk mewujudkan tekat tersebut, hal pertama yang harus dilakukan adalah penataan organisasi, baik dari segi struktur, sistem, pola hubungan kerja, dan lain-lain. Hal tersebut, tegasnya, mutlak dilakukan. Ia mengakui, sejak didirikan pada 1986 silam hingga saat ini, tata kerja organisasi di IPSNU PN belum mapan.
Pria yang merupakan kerabat dekat (Alm) KH Agus Maksum Jauhari (Gus Maksum)—sesepuh IPSNU PN—tersebut yakin bahwa organisasi berbentuk apapun takkan mampu berbuat banyak jika tidak ditata dengan baik. “Sesuatu yang jelek akan lebih baik jika terorganisir dan tertata dengan rapi. Begitu juga sebaliknya,” pungkasnya.
Fuad menargetkan, penataan organisasi itu harus sudah tuntas pada tahun pertama kepengurusannya. Dengan demikian, pada tahun berikutnya hingga akhir masa kepengurusan, berbagai program kerja IPSNU PN bisa dijalankan dengan baik tanpa perlu lagi disibukkan dengan urusan-urusan teknis.
Hal lain yang menjadi obsesi pria yang diusung Pengurus Wilayah IPSNU PN Jawa Timur itu adalah menjadikan PN sebagai garda depan bagi NU dalam mengembangkan ajaran-ajaran Islam yang diwariskan Walisongo dan para ulama. Ia juga mengajak kepada seluruh pendekar dan pesilat PN agar berorientasi pada Tanah Air, agama dan Ke-Indonesia-an.
Fuad yang juga mantan Sekretaris PWNU Jatim itu pun menyatakan siap untuk memperjuangkan agar olahraga dan seni bela diri pencak silat dimasukkan dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah, sebagaimana diusulkan Menteri Negara Pemuda dan Olahraga (Mennegpora) Adhyaksa Dault.
“Saya sangat setuju. Itu pasti akan kita tindaklanjuti, tentunya setelah penataan organisasi itu selesai,” terang Fuad yang pada pemilihan ketua umum menyisihkan pesaing kuatnya, Suharbillah, dengan perolehan 64 suara. Sementara, Suharbillah hanya berhasil mengantongi dukungan sebanyak 42 suara.
Mennegpora Adhyaksa mengusulkan olahraga pencak silat sebagai tradisi, dimasukkan dalam kurikulum pendidikan atau menjadi kegiatan ekstrakurikuler di Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Atas.
Hal itu dikatakannya saat hadir pada pembukaan Kongres I IPSNU PN Pagar Nusa I di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, Kamis (19/7) lalu. (rif)