Cirebon, NU Online
Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) membentuk kelompok yang diberi nama Densus 99 untuk memerangi segala bentuk kekerasan yang mengatasnamakan agama di kompleks Pondok Pesantren Babakan Ciwaringin, Kabupaten Cirebon, Jum'at (1/7) malam.
Pembentukan kelompok tersebut berlangsung pada acara deklarasi Majelis Dzikir Rijalul Ansor dan pembukaan Halaqoh Nasional Kyai Muda Ansor dalam rangka Harlah GP Ansor ke-77.<>
Acara tersebut akan berlangsung hingga Minggu (3/7) mendatang. Di antaranya ada pawai ta'aruf GP Ansor-Banser, silaturahim Lembaga Keuangan Mikro Syari'ah se-Jawa Barat dan rapat konsolidasi Ansor se-jawa Barat.
Para anggota Densus 99 GP Ansor tersebut berasal dari orang-orang terpilih yang telah mendapat pembekalan baik berupa kekuatan batin, fisik dan otak. Bahkan, sebelum dideklarasikan anggota Densus 99 ini melakukan demonstrasi menghadapi ledakan keras.
Salah satu anggota Densus 99 dililit rangkaian petasan berdaya ledak kuat yang disertai lempengan besi. Saat sumbu petasan disulut petasan tersebut secara berantai meledak. Lempengan besi yang turut mengitari petasan hancur namun, anggota Densus 99 itu tak sedikit pun terluka. Selain itu, didemonstrasikan pula kekebalan terhadap api. Beberapa anggota pasukan elite itu membakar tubuhnya dengan api namun, mereka tidak mengalami luka bakar.
Ketua Pengurus Cabang GP Ansor Kab. Cirebon, H.M. Nuruzzaman mengatakan, pembentukan Densus 99 merupakan perintah khusus dari pimpinan pusat GP Ansor kepada PC GP Ansor Kab. Cirebon. "Gagasan itu muncul setelah terjadinya aksi bom bunuh diri di Masjid Adz-Dzikra Mapolres Cirebon Kota beberapa bulan lalu," katanya.
Menurut dia, Densus 99 sebagai upaya pencegahan terhadap kelompok-kelompok yang mengatasnamakan agama dan melakukan radikalisme aqidah. Densus 99 akan menswepping tempat ibadah khususnya masjid, mushalla dan sekolah yang diindikasikan mengajarkan agama dengan cara kekerasan.
Diakui Nuruzzaman, pihalnya telah melakukan pemetaan terhadap kelompok Islam radikal di Cirebon. Dan saat ini yang tengah dilakukan yakni mengawasi gerakan-gerakan mereka. Jika kelompok tersebut melakukan kekerasan dengan mengatasnamakan agama maka mereka akan berhadapan dengan Densus 99.
Ditanya terkait bekal kekuatan batin tersebut, Nuruzzaman mengakui merupakan ijazah dari ahli spiritual Gus Nuril yang termasuk orang yang berani mati membela Gus Dur.
Nuruzzaman menambahkan, Densus 99 tidak akan main hakim sendiri, mereka akan menjunjung tinggi hukum yang berlaku di Indonesia.
Menyinggung Majelis Dzikir Rijalul Ansor, Nuruzzaman menyatakan, merupakan program utama yang dimiliki Gerakan Muda Ansor mulai dari pimpinan pusat sampai ranting atau desa. Sebenarnya program yang diperintahkan khusus oleh habib Luthfi bin Yahya dari Pekalongan.
Hal ini dilakukan karena, diindikasikan sekarang ini anak-anak muda NU sudah pada lupa tradisi-tradisi keagamaan yang digodok para ulama.
Sementara itu, Ketua PP GP Ansor, Nasrun Wahid menegaskan, Nadlatul Ulama (NU) sebagai organisasi yang berdiri sejak zaman pemerintahan Belanda hingga Reformasi tetap berdiri hingga sekarang.
Sebagai organisasi sayap NU kata Nasrun, GP Ansor sejak zaman penjajahan hingga sekarang tetap setia mengawal perjalanan Ibu Pertiwi sesuai resolusi yang pernah dikeluarkan oleh pendiri NU KH Hasyim As'ari yang mengajak seluruh pemuda NU untuk tetap mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Dikatakan, sebagai pemuda NU GP Ansor tidak akan mundur untuk mempertahankan keutuhan NKRI dari setiap rongrongan yang akan mengancamnya, haram hukumnya bagi GP Ansor berkhianat bagi bangsa sendir.
GP Anshor, lanjut dia, memunyai pemahaman resulusi jihad tersendiri yakni dengan tetap menjaga empat pilar bangsa Indonesia sebagai warisan para kyai sepuh NU.
Empat pilar itu yakni Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika dan Negara Kesatuan Republik Indonesia
Redaktur : Syaifullah Amin
Sumber : Pikiran Rakyat