Semarang, NU Online
Pengurus Wilayah (PW) Gerakan Pemuda (GP) Ansor NU Jawa Tengah mengutuk keras tindakan pembakaran gereja di Temanggung. Pasalnya, sangat tidak pantas perilaku mengusik prikehidupan umat beragama dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.
“Kita sudah sepakat untuk saling tepo seliro dan hormat menghormati sebagai bentuk kerukunan antar umat beragama,” ujar Ketua PW GP Ansor Jateng Jabir Al Faruqi di Semarang Selasa (8/2).r />
Jangan sampai, kata Jabir, perilaku anarkis terus dipelihara sehingga mencabik-cabik segi-segi kerukunan antar umat beragama. Hidup damai berdampingan adalah dambaan setiap insan, sebab damai itu indah.
Jabir juga meminta kepada pihak berwajib untuk mengusut tuntas pelaku pembakaran sesuai hukum Indonesia. “Usut tuntas pelaku pengrusakan dan pembakaran,” desak Jabir.
PW GP Ansor tidak hanya sekadar mengutuk saja. Tapi langsung mengambil tindakan kongkrit dengan membersihkan puing-puing gereja paska pembakaran. Sebagai bentuk solidaritas, pihaknya menginstuksikan kepada Banser di seluruh Jawa Tengah untuk mengambil langkah-langkah yan g diperlukan.
“Mulai Rabu (9/2), ratusan Banser akan membersihkan puing-puing gereja yang terbakar,” ujarnya,
Pembakaran gereja di Temanggung, dipicu oleh oknum masyarakat yang berasal dari Duren Samit Jakarta Timur, Antonius Richmond Bawengan. Antonius tertangkap tangan oleh masyarakat ketika sedang menyebarkan selabaran dan buku yang berisi penistaan terhadap agama. Selebaran itu diletakaan di beberapa halaman di rumah warga. Warga lalu melaporkan kepada RT lalu dilaporkan ke Polres Temanggung.
Setelah itu dibawa ke Pengadilan Temanggung dan diawali dengan pemeriksaan para saksi. Status Antonius kemudian menjadi tersangka. Setelah jadi tersangka, sudah tiga kali digelar sidang. Yang terakhir, yang digelar hari ini, 8 Februari 2011. Untuk mengawal persidangan, Polres Temanggung dibantu oleh Polda Jawa Tengah. Namun, ternyata warga merusak tiga gereja di Temanggung. (was)
Pengurus Wilayah (PW) Gerakan Pemuda (GP) Ansor NU Jawa Tengah mengutuk keras tindakan pembakaran gereja di Temanggung. Pasalnya, sangat tidak pantas perilaku mengusik prikehidupan umat beragama dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.
“Kita sudah sepakat untuk saling tepo seliro dan hormat menghormati sebagai bentuk kerukunan antar umat beragama,” ujar Ketua PW GP Ansor Jateng Jabir Al Faruqi di Semarang Selasa (8/2).
Jangan sampai, kata Jabir, perilaku anarkis terus dipelihara sehingga mencabik-cabik segi-segi kerukunan antar umat beragama. Hidup damai berdampingan adalah dambaan setiap insan, sebab damai itu indah.
Jabir juga meminta kepada pihak berwajib untuk mengusut tuntas pelaku pembakaran sesuai hukum Indonesia. “Usut tuntas pelaku pengrusakan dan pembakaran,” desak Jabir.
PW GP Ansor tidak hanya sekadar mengutuk saja. Tapi langsung mengambil tindakan kongkrit dengan membersihkan puing-puing gereja paska pembakaran. Sebagai bentuk solidaritas, pihaknya menginstuksikan kepada Banser di seluruh Jawa Tengah untuk mengambil langkah-langkah yan g diperlukan.
“Mulai Rabu (9/2), ratusan Banser akan membersihkan puing-puing gereja yang terbakar,” ujarnya,
Pembakaran gereja di Temanggung, dipicu oleh oknum masyarakat yang berasal dari Duren Samit Jakarta Timur, Antonius Richmond Bawengan. Antonius tertangkap tangan oleh masyarakat ketika sedang menyebarkan selabaran dan buku yang berisi penistaan terhadap agama. Selebaran itu diletakaan di beberapa halaman di rumah warga. Warga lalu melaporkan kepada RT lalu dilaporkan ke Polres Temanggung.
Setelah itu dibawa ke Pengadilan Temanggung dan diawali dengan pemeriksaan para saksi. Status Antonius kemudian menjadi tersangka. Setelah jadi tersangka, sudah tiga kali digelar sidang. Yang terakhir, yang digelar hari ini, 8 Februari 2011. Untuk mengawal persidangan, Polres Temanggung dibantu oleh Polda Jawa Tengah. Namun, ternyata warga merusak tiga gereja di Temanggung. (was)
