Pengasuh Pesantren Ciganjur KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) mengharapkan agar semua umat mawas diri. Manusia sebagai mahluk yang lemah di hadapan Tuhan harus mengakui ketidakberdayaan mereka di hadapan Sang Pencipta.
Menurut Gus Dur, meski sekuat apa pun kehendak manusia, jika Tuhan tidak mengijinkan, tentu takkan dapat terlaksana. Para ahli tasawuf adalah contoh paling baik dalam hal ini. Demikian dinyatakan Gus Dur dalam pengajiannya di Mas<>jid al-Munawwaroh, Pesantren Ciganjur Jakarta, minggu lalu.
"Karena pasrah hanya kepada Allah, maka para sufi yang selalu mengedepankan riyadhoh (tirakat) untuk mencapai tingkatan-tingkatan ruhaniah tertentu. Bila telah melampaui ainul yakin, maka mereka akan dapat menggapai maqom bashiroh. Yakni pendangan mereka adalah seumpama pandangan Allah," terang Gus Dur.
Lebih lanjut Gus Dur mencontohkan cerita para ahli tasawuf yang terdapat dalam kitab Minhajul Abidin. Ada seseorang yang meninggal dunia. Kemudian ia menanyakan pahalanya semasa hidup, rupanya ia rajin mengaji. Akan tetapi rupanya catatan amalnya kosong belaka. Sehingga dia pun memprotes para malaikat pencatat amal.
"Para malaikat pencatat amal kemudian menjelaskan bahwa amalnya, ngajinya semasa hidup, tidak mendapatkan pahala karena iaa mengaji karena ingin menggaet seorang wanita. Jadi ia tidak mendapatkan pahala karena beramal demi selain Allah," tandas Gus Dur mengakhiri ceritanya. (min)