Wacana pengharaman Debus yang dilontarkan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Banten dalam rapat koordinasi daerah (rakorda) MUI dari 6 provinsi di Le Dian Hotel, pada Rakorda beberapa waktu lalu, mendapat reaksi keras.
Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Banten menggelar aksi damai untuk menentang wacana yang dilontarkan MUI, yang akan mengharamkan seni debus.<>
IPNU Banten menyatakan, kesenian debus merupakan ciri khas Banten yang harusnya dilestarikan. Seperti diungkap Koordinator lapangan Maki.
“Provinsi Banten dikenal dengan Debus-nya. Begitu mendengar nama Banten, semua orang pasti akan teringat pada debusnya,” tegas Maki di sela aksi yang dilakukan di Perempatan Ciceri, Kota Serang, Selasa (18/8) kepada NU Online
Sebelum menggelar aksi di Perempatan Ciceri, mereka juga sempat menggelar aksi di depan Kampus IAIN SMH Banten. Selain mimbar bebas, mereka juga menutup mulut mereka dengan lakban sebagai bentuk protes atas fatwa yang dikeluarkan MUI.
Maki mengatakan, Debus juga sebagai media dakwah yang harus dilestarikan. “Banten adalah salah satu provinsi di Indonesia yang sangat erat dengan kebudayaan Islam. Debus itu merupakan atraksi yang dulu digunakan untuk penyebaran agama,” tandasnyanya.
Untuk itu, lanjut Maki, IPNU meminta MUI meninjau kembali wacana untuk mengharamkan Debus. Mereka meminta MUI mengajak para seniman Debus untuk duduk bersama sebelum mengeluarkan fatwa haram, sehingga budaya Banten tidak musnah.
“MUI jangan asal mengeluarkan fatwa. Semuanya harus ditinjau dari berbagai sisi terlebih dahulu,” ujar Maki.
Usai menggelar mimbar bebas di Perempatan Ciceri, massa membubarkan diri dengan tertib.
Dihubungi terpisah, Ketua MUI Provinsi Banten Bidang Hubungan Luar Negeri KH Aminuddin Ibrahim menerangkan, Debus yang direkomendasikan MUI untuk diharamkan adalah Debus yang bertentangan dan berbenturan dengan aqidah.
“Debus yang olah ketangkasan tubuhnya bekerja sama dengan jin dan mencampuradukkan bahasa Alquran, itu yang kita larang,” ulas Aminuddin. Ia menegaskan, untuk Debus yang hebat karena berlatih justru akan dilestarikan.
Aminuddin menegaskan, wacana pengharaman Debus yang dilontarkan pada Rakorda beberapa waktu lalu itu belum tetap, melainkan akan diplenokan kembali.
Terkait rencana mahasiswa dan pelajar yang ingin mendatangi Sekretariat MUI Provinsi Banten hari ini, Aminuddin tak keberatan. Ia mempersilakan, mahasiswa, pelajar, bahkan seniman Debus datang untuk berdialog terkait itu. (zin)