Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Idy Muzayyad menegaskan bahwa organisasi yang ia pimpin tidak ikut dukung-mendukung calon dalam pemilihan kepala daerah (pilkada) di Indonesia.
Ia mengimbau kepada semua pihak, termasuk kepengurusan IPNU di semua tingkatan, agar tidak melibatkan organisasi untuk kepentingan politik praktis, seperti pilkada. Pasalnya, IPNU adalah organisasi pelajar dan tidak berkepentingan dalam politik praktis.<>
Hal tersebut dikatakan Idy—begitu panggilan akrabnya—kepada wartawan di Kantor Pengurus Besar NU, Jalan Kramat Raya, Jakarta, Selasa (1/4) kemarin.
Posisi IPNU, katanya, harus netral. Namun, pihaknya tak mungkin menghalangi kader IPNU secara pribadi untuk menyalurkan aspirasinya mendukung calon tertentu. "Kalau secara personal atau individu kader, boleh," tegasnya.
Ia menjelaskan, imbauan itu sekaligus menjawab kesimpangsiuran pemahaman dan informasi tentang posisi IPNU dalam Pilkada yang sangat memungkinkan terjadinya bias dan pembelokan.
Sebelumnya, beberapa media massa di Jawa Timur sempat memberitakan bahwa IPNU berada di belakang pasangan Soenarjo-Ali Maschan Moesa.
Kader dan anggota IPNU, ujar Idy, telah cukup cerdas untuk menentukan siapa yang layak dipilih. Hanya, karena IPNU ini bergerak di wilayah pendidikan, maka alangkah lebih tepatnya kader IPNU mendorong figur yang punya perhatian serius terhadap dunia pendidikan.
"Lemahnya kualitas pendidikan Indonesia, salah satunya disebabkan kurangnya perhatian pemerintah daerah terhadap upaya peningkatan kualitas pendidikan," pungkasnya. (rif/amh)