Makassar, NU Online
Jamaah tarekat NU yang tergabung dalam Jami’iyyah Ahli Thariqoh Al Mu’tabaroh An-Nahdliyyah (Jatman) mempunyai cara tersendiri dalam memilih sosok yang pantas menjadi rais am Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).
Menurut Ketua Pengurus Pusat Jatman KH Habib Toha, selain musyawarah, jamaah Tarekat NU biasanya menempuh jalan istikharah atau mencari petunjuk dengan amalan tertentu dalam menentukan calon pemimpin NU.
&q<>uot;Untuk memutuskan sesuatu, ulama-ulama Tarekat NU biasanya menempuh jalan musyawarah dan istikharah,” usai acara silaturahmi ulama-ulama tarekat NU di sekretariat Jamaah Tarekat Khalwatiyah Syekh Yusuf Al-Makassari, Makassar, Senin (22/3).
KH Habib Toha menyampaikan, hasil musyawarah dan istikhoroh ulama-ulama tarekat NU dari 43 aliran tarekat berpendapat KH Hasyim Muzadi belum pantas menjabat Rais Am PBNU saat ini.
"KH Hasyim Muzadi memang hebat, tapi background-nya tidak tepat untuk posisi Rais Am, jabatan ini harus diberikan kepada ahlinya. Hasyim lebih cocok mengurus Tanfidziyah NU," kata Habib Toha.
Hasil musyawarah juga memutuskan bahwa pemimpin tingi jamaah tarekat NU atau rais am Idaroh Aliyah Pengurus Pusat Jatman Habib Lutfi bin Ali sebagai pemangku keputusan Jatman NU, termasuk dalam menentukan aspirasi yang disampaikan dalam muktamar. (nur)