Jombang, NU Online
Puluhan pensil milik peserta Ujian Nasional (Unas) dari Madrasah Aliyah (MA) di Kecamatan Tembelang Jombang dijampi-jampi. Mereka ingin hasil ujian kali ini memuaskan dan bisa lulus.
Puluhan pelajar ini mendatangi rumah seorang tokoh spiritual yang ada di Jalan Raya Tambak Beras, H Abdul Hakim Anapun. Selain melakukan istighasah, mereka juga membawa sebotol air mineral yang ditempeli pensil 2 B.r />
Selanjutnya sekitar 30 siswa tersebut duduk berjajar. Sedangkan air mineral dan pensil itu mereka letakkan di depannya. Dengan dipimpin H Abdul Hakim, pelajar tersebut melakukan doa bersama.
Selesai istighasah, masing-masing pensil tersebut dibawa ke salah satu ruangan rumah H Abdul Hakim. Alat tulis yang sudah diberi nama masing-masing siswa itu kemudian dirajah dengan huruf arab dan dibagikan kembali ke pemiliknya.
"Ini hanya bagian dari ikhtiar kami, selain rajin belajar. Sudah menjadi kebiasaan setiap menjelang ujian nasional. Semoga ujian tahun ini bisa lulus," kata Elis, salah satu pelajar, Jum'at (15/4).
Sedangkan H Abdul Hakim, mengatakan, dengan meniupkan doa dan memberikan rajah ke pensil itu, ia yakin akan mujarab. Karena kekuatan doa sangat membantu ketenangan siswa saat mengerjakan soal.
Namun, upaya non-teknis itu bukan hanya dengan memberikan doa ke pensil saja. Yang paling penting, kata Hakim, adalah belajar secara rajin. "Sekali lagi ini hanya ikhtiar. Yang paling penting adalah belajar," pungkas Abdul Hakim ahli pengobatan alternatif ini. (ful)
Puluhan pensil milik peserta Ujian Nasional (Unas) dari Madrasah Aliyah (MA) di Kecamatan Tembelang Jombang dijampi-jampi. Mereka ingin hasil ujian kali ini memuaskan dan bisa lulus.
Puluhan pelajar ini mendatangi rumah seorang tokoh spiritual yang ada di Jalan Raya Tambak Beras, H Abdul Hakim Anapun. Selain melakukan istighasah, mereka juga membawa sebotol air mineral yang ditempeli pensil 2 B.
Selanjutnya sekitar 30 siswa tersebut duduk berjajar. Sedangkan air mineral dan pensil itu mereka letakkan di depannya. Dengan dipimpin H Abdul Hakim, pelajar tersebut melakukan doa bersama.
Selesai istighasah, masing-masing pensil tersebut dibawa ke salah satu ruangan rumah H Abdul Hakim. Alat tulis yang sudah diberi nama masing-masing siswa itu kemudian dirajah dengan huruf arab dan dibagikan kembali ke pemiliknya.
"Ini hanya bagian dari ikhtiar kami, selain rajin belajar. Sudah menjadi kebiasaan setiap menjelang ujian nasional. Semoga ujian tahun ini bisa lulus," kata Elis, salah satu pelajar, Jum'at (15/4).
Sedangkan H Abdul Hakim, mengatakan, dengan meniupkan doa dan memberikan rajah ke pensil itu, ia yakin akan mujarab. Karena kekuatan doa sangat membantu ketenangan siswa saat mengerjakan soal.
Namun, upaya non-teknis itu bukan hanya dengan memberikan doa ke pensil saja. Yang paling penting, kata Hakim, adalah belajar secara rajin. "Sekali lagi ini hanya ikhtiar. Yang paling penting adalah belajar," pungkas Abdul Hakim ahli pengobatan alternatif ini. (ful)
