Warta

Kang Said: Zainul Arifin Negarawan yang Perlu Diteladani

Rabu, 25 November 2009 | 07:22 WIB

Jakarta, NU Online
Perjalanan hidup KH Zainul Arifin dimulai dari persantren. Ia adalah seorang santri pesantren salaf yang kemudian menempuh pendidikan modern tanpa kehilangan identitas kepesantrenannya.

“Kuatnya kepribadian didukung moral yang tinggi itu pula yang mengantarnya dia menjadi seorang pejuang yang tidak mengenal lelah dalam memanggul senjata memerdekakan negeri ini,” kata Ketua PBNU KH Said Aqil Siradj kepada NU Online di Jakarta, Rabu (25/11), menyambut perayaan satu abad KH Zainul Arifin.<>

Dalam organisasi NU, Zainul Arifin tergolong sangat aktif, sejak di tingkat wilayah hingga pusat. Kata Kang Said, ia seorang pejuang yang militan, maka NU menjadi sarana perjuangan yang dianggap paling cocok. Dengan demikian NU tidak digunakan sebagai batu loncatan untuk meraih kekuasaan pribadi, setelah itu ditinggalkan. Sebaliknya NU dijadikan saran perjuangan umat dan bangsa secara keseluruhan.

“Perpolitikan jangka panjang untuk membangun bangsa dan negara berdasarkan etika politik itulah sehingga menjadikan beliau sebagai politisi yang memiliki karakter kenegarawanan dan perlu diteladani,” katanya.

Menurut Kang Said yang fasih berbicara sejarah ini, politisi berkaliber kenegarawanan semacam Zainul itulah yang langka hari ini, sehingga perlu diusahakan munculnya negarawanan baru dengan mempelajari sikap dan langkah KH Zainul Arifin. Kecemerlangan pemikirannya membuat ia tidak redup di antara bintang-bintang yang bertebaran di NU seperti KH Wahab Chasbullah, KH Wahid Hasyim, Idham Chalid, Sifuddin Zuhri.

Sementara di pentas nasional dia bisa bersanding dengan Soekarno, Hatta, Syahrir, Ali Sastro Amidjojo dan tokoh nasional lainnya. Zainul arifin sebagai tokoh yang datang dari luar Jawa bisa dengan mudah memasuki pentas politik nasional karena kecermelangannya dalam berpolitik. (mdz)


Terkait