KH Said Aqil Siradj: Mesir Tetap Menjadi Pusat Peradaban Islam
Senin, 14 Februari 2011 | 02:06 WIB
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengungkapkan optimismenya bahwa Mesir akan tetap menjadi pusat peradaban Islam, meskipun sedang mengalami proses pergantian kepemimpinan yang panas dan melelahkan.
"Terlepas dari persoalan politik, karena itu adalah pilihan dan hak rakyat Mesir sendiri, Mesir merupakan saudara sulung dari peradaban kawasan Arab," ujar Said Aqil saat wartawan meminta komentar tentang mundurnya Mubarak, di Tripoli, Jum'at (11/2) lalu.<>
Dalam kesibukan mengikuti Muktamar Tasawuf Internasional ke-2 di Tripoli Libya, kondisi terkini di Mesir tak pelak juga menjadi pembicaraan di sela acara. Seperti diketahui, Husni Mubarak akhirnya meletakan jabatan Presiden pada Jum'at malam kemarin (11/1) dan menyerahkan sementara kepada Militer setelah aksi demonstrasi selama 18 hari.
Menurut Said Aqil, persitiwa revolusi rakyat merupakan pelajaran berharga bagi semua pemimpin bangsa, baik Arab khususnya maupun dunia pada umumnya. "Bahwa yang dibutuhkan rakyat adalah kesetaraan, keadilan dan kesejahteraan, seperti yang telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad Saw di Madinah Al-Munawwaroh," lanjut Said.
Saat ditanya tentang masa depan Mesir pasca revolusi ini, Said Aqil menyatakan, peradaban Islam yang telah lama diwarisi akan tetap menjadikan Mesir sebagai kebanggaan Umat Islam, khususnya kalangan Ahlussunnah wal Jama'ah. Hal itu tercermin pada Al-Azhar, para ulama serta cendekiawan Islam yang merupakan simbol turots (al-qodim as-sholih) dan modernisme (al-jadid al-ashlah). (Sofwan)