Kiai Muchit: Hari Pahlawan Dikenang Karena Resolusi Jihad NU
Rabu, 11 November 2009 | 02:00 WIB
Tokoh dan sesepuh Nahdlatul Ulama (NU) KH Muchit Muzadi menilai dikenangnya Hari Pahlawan pada 10 November merupakan buah dari adanya Resolusi Jihad NU yang dicetuskan para ulama di Bubutan, Surabaya pada 22 Oktober 1945.
"Proklamasi yang diucapkan Bung Karno dan Bung Hatta merupakan tantangan kepada tentara Sekutu yang saat itu berkuasa setelah Jepang meninggalkan Indonesia," katanya dalam sebuah seminar nasional yang digagas Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur di Surabaya, Selasa (10/11).<>
Dalam seminar bertajuk "Peran Resolusi Jihad NU Terhadap Perang 10 November 1945" ini, Kiai Muchit -panggilan akrab KH Muchit Muzadi, menyatakan, tantangan dalam bentuk proklamasi itu membuat Sekutu marah.
"Kemarahan Sekutu itu diwujudkan dengan ultimatum kepada pemuda Indonesia yang berkali-kali melakukan perlawanan di Surabaya itu untuk menyerah pada 9 November," terang Kiai Muchit.
Dari sinilah, tutur Kiai Muchit, perlawanan bangsa Indonesia kepada Sekutu itu dipupuk para ulama melalui Resolusi Jihad pada 22 Oktober 1945, sehingga semangat dan tekad untuk merdeka terus terpelihara. Bahkan, ultimatum Sekutu itu pun tak digubris sehingga terjadilah pertempuran 10 November 1945.
"Korban yang jatuh tidak sedikit, Laskar Hizbullah yang terdiri dari para santri dari Kediri, Tuban, Pasuruan, Situbondo, dan sebagainya banyak yang menjadi mayat dengan diangkut di gerbong Kereta Api," kenang Kiai Muchit. (min)