Warta

Lelang Zakat Lazis NU Raih 200 Juta

Kamis, 19 Oktober 2006 | 12:35 WIB

Jakarta, NU Online
Acara lelang zakat yang diselenggarakan oleh Lembaga Amil Zakat, Infaq dan Shadaqah NU berhasil menggalang dana sebanyak 200 juta. Jumlah tersebut berhasil dikumpulkan hanya dalam waktu 45 menit sesaat sebelum berbuka puasa.

Acara lelang zakat yang dipandu oleh Dewi Hughes tersebut merupakan bagian dari launching sekaligus pelantikan Lazis NU. Hadir dalam acara tersebut Wapres Jusuf Kalla yang sebelumnya telah menyerahkan zakat keluarganya untuk didistribusikan oleh Lazis NU.

<>

Menakertrans Erman Suparno dan Bos RCTI Hary Tanoesubrata masing-masing menyerahkan 25 juta. Para pengurus PBNU tak ketinggalan menyerahkan zakatnya untuk didistribusikan melalui Lazis NU. LP Maarif NU juga menyerahkan dana sebesar 5 juta rupiah yang selanjutnya diikuti oleh beberapa lembaga NU lainnya seperti LDNU dengan sumbangan 5 juta dan Lakpesdam NU dengan nilai 2 juta.

“Kita harus menjemput bola dalam mengelola zakat dan selanjutnya kita harus bisa membuat mustahik (penerima zakat) menjadi muzakki (pezakat),” tandas Rais Syuriah PBNU KH Ma’ruf Amin dalam sambutannya.

Dikatakannya bahwa untuk mengembangkan potensi ekonomi tersebut harus memberikan stimulan agar terjadi perubahan ekonomi. Dalam hal ini NU memiliki cita-cita untuk mengembangkan baytul qiroth atau lembaga keuangan mikro yang bisa membantu perekonomian nahdliyyin di tiap-tiap Majelis Wakil Cabang (MWC).

“Dari yang mustahik bisa menjadi pengusaha kecil, yang pengusaha kecil bisa menjadi pengusaha menengah dan yang menengah bisa menjadi besar,” imbuhnya.

Terdapat empat bidang yang menjadi bidang kerja NU meliputu pemberdayaan ekonomi ummat, peningkatan kualitas pendidikan kaum mustadzafin, jaminan kesehatan dan bantuan sosial kemanusiaan.

Pedagang kaki lima, petani, peternak dan nelayan dan home industri adalah mereka yang menjadi sasaran pengembangan ekonomi sementara santri dan siswa diniyah dan guru-guru madrasah diniyah adalah mereka yang menjadi fokus perhatian dalam bidang pendidikan.

Sebagian dana juga dialokasikan untuk mengirimkan guru agama ke daerah terpencil dan pesantren di daerah minoritas dan untuk peningkatan fisik pendidikan dan tempat ibadah.

Gizi burung dan busung lapar akan menjadi bagian program jaminan kesehatan. Ustadz dan kyai mustadzafin yang telah mengabdikan hidupnya untuk agama juga akan mendapat layanan kesehatan.

Sementara itu, Bantuan social kemanusiaan akan difokuskan pada bantuan logistic kaum mustadzafien, korban bencana, janda, manula dan kaum cacat. (mkf)


Terkait