Padang, NU Online
Lembaga Bahtsul Masail NU merupakan rohnya NU dalam bidang pemikiran dan fatwa. Untuk itu Bahtsul Masail NU Sumbar harus dapat berjalan maksimal sebagai dapur pemikiran dan fatwa PWNU Sumbar.
Ketua Tanfidziyah PWNU Sumbar Khusnun Aziz mengungkapkan hal itu saat pembukaan Mudzakarah Bahtsul Masail NU Sumbar, Ahad (29/5/2011) di aula PWNU Sumbar Jalan Ciliwung No. 10 Padang. <>
Bahtsul Masail dibuka Rais Syuriyah PWNU Sumbar Prof Dr Asassriwarni, dihadiri Ketua PW Lembaga Bahtsul Masail Sumbar Prof.Dr Makmur Syarif SH, MH dan sejumlah pengurus PWNU, lembaga dan banom di lingkungan NU Sumbar.
Menurut Khusnun, dengan berjalannya maksimal Lembaga Bahsul Masail, maka NU Sumbar dapat melakukan pengembangan paham Ahlussunnah wal Jamaah di Sumatera Barat. “Ke depan bagaimana Bahsul Masail membahas kitab-kitab karya ulama-ulama, membahas kajian Ahlussunnah wal Jamaah, memahami dan menyebarkan ke tengah masyarakat,” kata Khusnun Aziz mantan Ketua PW GP Ansor Sumbar ini.
Ketua PW Lembaga Bahtsul Masail Sumbar Makmur Syarif menyebutkan, kegiatan Bahsul Masail digelar sekali sebulan dengan topik yang berbeda. “Untuk satu tahun, kita sudah tetapkan topik dan pembicaranya. Ini diharapkan dapat memperkuat pemahaman keagamaan warga NU, terutama dikalangan pengurus dan kader NU,” kata Makmur Syarif.
Tampil sebagai pemakalah Hakim Tinggi Pengadilan Tinggi Agama Padang Drs HAlizar Jas, SH, MH dengan topik Basmalah salah satu ayat surat Al Fatihah dengan tanpa basmalah jumlah ayat Al Fatihah hanya 6 ayat dari yang seharusnya 7 ayat.
Fakta di tengah-tengah masyarakat saat ini menjadi makmum dari imam shalat jahar seperti shalat Jum’at, subuh, i’ed dan lainnya, ditemui 3 bentuk bacaan imam mengenai basmalah sewaktu membaca surah al Fatihah.
Masing-masing, kata Alizar, pertama imam yang didengar telinga membaca basmalah dengan jahar sewaktu membaca surah al-fatihah. Kedua, imam yang membaca basmalah dengan setengah jahar yang sayup-sayup terdengar oleh telinga, dibacanya murattal yang dapat disimpulkan bahwa imam tersebut membaca basmalah secara sirr. Ketiga, imam yang tidak kita dengar membaca basmalah sewaktu membaca al-fatihah dalam shalat, artinya tiba-tiba imam tersebut langsung saja membaca hamdalah mengawali al-fatihah. Sehingga tidak dapat diketahui apakah imam itu membaca basmalah secara sirr atau memang tidak membaca basmalah sama sekali.
Redaktur : Mukafi Niam
Kontributor : Bagindo Armaidi Tanjung