Bogor, NU Online
Setelah penandatanganan nota kesepahaman (MoU) beasiswa utusan daerah (BUD) dari pondok pesantren (Ponpes) seluruh Indonesia antara Departemen Agama Republik Indonesia (Depag RI) dan Institut Pertanian Bogor (IPB) yang dilakukan pertengah Mei 2005, kini ke-25 santri/santriwati mulai mengikuti pra kuliah.
Rektor IPB Prof Dr Ahmad Ansori Matjjik, MSc di Bogor, Kamis menjelaskan, ada empat mata pelajaran yang akan diberikan yakni Matematika, Fisika, Biologi dan Kimia. Pelajaran ini menjadi dasar bagi seluruh mahasiswa tingkat persiapan bersama (TPB) di IPB, katanya.
<>Mahasiswa BUD asal Ponpes ini, katanya, memulai perkuliahannya lebih awal dibanding yang lain. "Maksudnya, agar ke-25 mahasiswa bisa mengenal IPB lebih dekat disamping adaptasi lingkungan baru," katanya.
Hal ini juga menunjukkan keseriusan IPB dalam menangani mahasiswanya, terutama asal Ponpes ini. "Bila ada permasalahan apa pun tolong segera menghubungi kami," katanya.
Usaha peningkatan kualitas sumberdaya manusia (SDM) lulusan Ponpes seperti yang dijalin Depag-IPB, katanya, kini juga sedang dijajaki ke perguruan tinggi lain.
"Nantinya IPB mencoba bekerjasama dengan perguruan tinggi lain seperti Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Indonesia (UI) dan lainnya, untuk menampung lulusan Ponpes. Mungkin IPB bisa membantu dari sisi pembekalan materi dasar," katanya.
Sementara itu, Drs H Amin H MPd ,perwakilan dari Departemen Agama mengatakan, sebenarnya sejak dulu pesantren telah menjadi basic pertanian.
"Pertanian banyak dikembangkan di pesantren. Bahkan dalam satu kitab kuning terdapat pembahasan mengenai pertanian. Jadi dengan kerjasama ini santriwan/wati seakan-akan mempratikkan pelajaran kitab kuning," katanya..
Menurut dia, Depag sudah 10 tahun silam memiliki keinginan bekerjasama dengan IPB untuk meningkatkan kualitas SDM pesantren dalam bidang pertanian. "Makanya ketika ada tawaran BUD dari IPB kami tanpa pikir panjang langsung mengiyakan," katanya.
IPB dalam tahun akademik 2005/2006 melakukan terobosan dengan mengundang masuk mahasiswa dengan latar belakang dari Ponpes seluruh Indonesia, dan merupakan satu-satunya perguruan tinggi yang memulai untuk membantu pemberdayaan SDM dengan basis pesantren.(ant/mkf)