Warta

Makam Syeh Abdul Kadir al Jaelani Masih Utuh

Jumat, 4 April 2003 | 17:38 WIB

Jakarta, NU Online, Baghdad saat ini sedang dalam gempuran dahsyat oleh pasukan sekutu yang sedang mencoba menggulingkan rezim Saddam Husein. Serangan yang dilakukan lewat darat dan udara ke arah kota Baghdad seringkali melenceng dari sasaran. Berulang kali terjadi kesalahan sasaran pada lokasi-lokasi penduduk sipil sehingga menimbulkan banyak korban yang tak berdosa.

 

<>

Baghdad merupakan sebuah lokasi yang sangat kaya dengan situs purbakala. Sebagai ibu kota dari kekhalifahan Abbasiyah, dan peninggalan kekaisaran Babilonia, Baghdad meninggalkan banyak warisan budaya yang tak ternilai harganya. Pada masa kejayaan kekhalifahan Abbasiyah, Baghdad merupakan pusat ilmu pengetahuan. Dari sanalah lahir para ilmuwan  diantaranya al Kindi serta al Farabi, para sastrawan besar seperti al Muqowwa pengarang cerita 1001 malam, bahkan para ulama besar juga berdiam di daerah ini, seperti al Ghozali dan  Syeh Abdul Kadir al Jaelani.  Khusus Syeh Abdul Kadir al Jaelani dan Hambali di makamkan di wilayah ini. Karena itulah serangan bertubi-tubi Pasukan Koalisi ke Baghdad di khawatirkan mengenai sasaran pada makam tersebut.

 

Umat Islam Indonesia, khususnya pengikut tarekat Kodiriyah tentunya sangat mengkhawatirkan keselamatan dari makam ulama yang mereka hormati, khususnya Syeh Abdul Kadir al Jaelani. Kehancuran dari makam itu bisa menimbulkan kemarahan sebagaian umat Islam yang saat ini masih bisa menahan diri. Namun demikian, KH Irfan Zidny, salah satu Rois Syuriah PBNU ini,  memberi keyakinan bahwa “Makam Syeh Abdul Kadir Jaelani selalu selamat dari berbagai bencana yang menimpa Baghdad, seperti waktu penyerangan pasukan Mongol pimpinan Hulagu Khan, cucu Jengis Khan”. Kyai Irfan menambahkan, “Selain itu ketika terjadi banjir, makam itupun tetap selamat, bahkan ketika perang teluk pertama, rudal yang diarahkan ke makam tersebut mengarah ke sasaran lain”.

 

“Dalam kaitan dengan pemeliharaan situs purbakala, pemerintahan Saddam memberlakukan dengan baik tempat-tempat ibadah dan peninggalan-peninggalan, baik dari golongan Sunni ataupun dari golongan Syiah.” Demikian ungkap KH Irfan Zindy, yang tinggal selama dua puluh tahun di Irak, kepada NU Online. “Seperti di Indonesia, makam Syeh Abdul Kadir al Jaelani juga banyak dikunjungi oleh para peziarah. Selain dari warga Irak sendiri, juga banyak warga negara lain yang menziarahinya, seperti dari Pakistan,


Terkait