Jakarta, NU Online
Mantan Presiden RI KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) meminta kalangan militer untuk mencari pelaku pembakaran ratusan sekolah di Aceh agar pelaku sebenarnya menjadi jelas.
"Siapa yang melakukan sampai saat ini belum jelas, tapi kalau memang GAM ya... harus ditindak," katanya seusai menutup Musyawarah Pimpinan dan Alim Ulama PKB se-Jawa Timur di Surabaya, Rabu.
<>Menurut Ketua Dewan Syuro DPP PKB itu, pelaku pembakaran sekolah itu harus diketahui secara jelas, karena itu militer sebagai peguasa darurat militer harus mencarinya.
"Hal itu sebenarnya merupakan konsekwensi dari adanya darurat militer di Aceh saat ini," kata mantan Ketua PBNU itu.
Sementara itu Polisi Daerah (Polda) Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), dilaporkan terus memburu pelaku pembakaran ratusan unit gedung sekolah yang menurut pihak polisi dilakukan oleh kelompok separitis Gerakan Aceh Merdeka (GAM).
"Menurut hasil penyidikan di lapangan dan berdasarkan barang bukti, pelaku pembakaran gedung sekolah itu adalah kelompok GAM," kata Komandan Satgas Penerangan Penegak Hukum Tegak Rencong I Polda NAD, AKBP Sayed Hoesayni di Banda Aceh, Rabu. Menurutnya, pelaku kejahatan pembakaran gedung sekolah di beberapa kabupaten di Provinsi NAD hingga kini sudah terdata 201 unit sarana belajar hangus dibakar GAM.
Sementara, Polres Pidie melaporkan berhasil mengindentisifikasi pelaku pembakaran sekolah, yakni Muzakir Sulaiman (29) warga desa Jangka Buya, Kecamatan Bandar Dua, yang juga pencari dana dari kelompok GAM kini menjadi Daftar Pencarian Orang (DPO).
Muzakir Sulaiman merupakan pelaku pembakaran gedung SLTP Bandar Dua dan tersangka berhasil lolos pada saat dilakukan penggerebekan oleh pihak keamanan. "Dalam penggerebeken itu polisi berhasil menemukan dokumen berupa sejumlah lembaran surat yang isinya mengancam kepala sekolah dengan meminta uang Rp10 juta, berikut satu unit sepeda motor," kata Kasatgaspen Polda NAD Sayed Hoesainy.
Untuk mengatasi permasalahan gedung sekolah yang terbakar pemerintah menjanjikan segera membangun sekolah darurat, demikian dikatakan Mendiknas A Malik Fadjar. "Kita akan membangun sekolah-sekolah darurat atau semi permanen, bila perlu dengan tenda di lokasi yang tidak jauh dari sekolah yang terbakar itu," kata Mendiknas di sela-sela rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI di Jakarta, Rabu.
Menurut dia, Depdiknas sejak Selasa (20/5) telah melakukan berbagai persiapan yang pada prinsipnya dilakukan untuk segera menyelamatkan anak-anak agar tetap belajar dengan pendekatan darurat, baik guru maupun fasilitasnya.
Demikian pula menyangkut ujian dan kenaikan kelas para siswa, katanya, akan diperlakukan secara khusus pula. Menurut Mendiknas, dana yang diperlukan untuk membangun sekolah semi permanen maupun rehabilitasi sekolah yang terbakar di NAD itu masih menunggu hasil rakor khusus antara Menko Perekonomian, Menko Kesra, Mendiknas, Menkes, dan Mensos yang akan dilakukan Rabu (21/5) siang. (moil/mkf)