Ketua Umum Dewan Tanfidz DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar membantah pertemuan dirinya dengan Ketua Umum Dewan Syura DPP PKB KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) pada Senin (7/4) pagi, merupakan langkah rekonsiliasi yang akhirnya mengakui dirinya keluar dari PKB.
"Nggak benar itu. Saya hanya sebagai tetangga di Ciganjur saja, bertemu dan biasa silaturahmi. Tidak ada yang khusus," kata Muhaimin usai menghadiri pelantikan 14 Dubes RI di Istana Negara, Jakarta, Selasa (8/4) kemarin.<>
Meski mengaku tidak terjadi rekonsiliasi, Muhaimin mengklaim, posisinya sebagai Ketua Umum PKB tidak tergoyahkan. Dia tetap akan memimpin PKB hingga 2010 mendatang. "Sesuai dengan UU Partai Politik, AD/ART, paraturan partai, memang saya adalah Ketua Umum PKB sampai 2010," ujarnya.
Menurut Muhaimin, pertemuan dengan Gus Dur di Ciganjur hanya menyepakati agar kedua belah pihak menahan diri dalam konflik internal. "Kita semua colling down (tenang). Semua pihak diminta colling down. Untuk itu, saya minta kepada semua pihak, kader untuk tenang-tenang saja karena tidak ada masalah, yang penting saya tetap memimpin PKB sampai 2010," urainya seraya menyatakan, peluang islah (rujuk) pihaknya dengan pihak Gus Dur masih terbuka lebar.
"Saya sangat terbuka untuk Islah dengan koridor AD/ART karena yang berhak mengundurkan saya hanya satu yakni muktamar. Islah pun melalui muktamar," sergahnya.
Sebelumnya DPP PKB dikabarkan sudah meneken surat pemecatan Muhaimin Iskandar sebagai Ketua Umum DPP PKB beserta 6 pengurus pusat lainnya. Mereka dianggap telah melanggar Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga PKB, dan juga dinilai tidak menaati hasil rapat pleno yang mendesak pengunduran Muhaimin sebagai Ketua Umum PKB.
Menanggapi hal ini, Muhaimin kembali membuat ancaman pemecatan serupa. Dalam hitungan satu, dua hari ke depan, kubu Muhaimin akan mengeluarkan sejumlah nama yang dikeluarkan PKB lantaran secara sengaja membuat perpecahan di tubuh PKB.
"Dalam musyawarah pimpinan nasional kemarin, kita akan segera memberhentikan tujuh oknum yang terlibat dalam pemecahbelahan PKB ini. Kita akan umumkan dalam reshuffle kepengurusan baru," jelasnya.
Muhaimin mengemukakan, putri Gus Dur yakni Zannuba Ariffah Chafsoh Rahman Wahid atau yang biasa disapa Yenny Wahid kemungkinan besar juga akan terdepak dari kepengurusan pusat PKB di masa mendatang. "Yenny mungkin saja," jawab Muhaimin ketika ditanya tentang peluang Yenny Wahid di tubuh PKB.
Muhaimin menjelaskan, pihaknya telah mengantongi sejumlah bukti tentang konspirasi penggulingan Gus Dur sehingga membuat posisinya digusur Gus Dur adalah bohong belaka. "Setelah kita cek, ternyata palsu. Surat itu yang menggerakkan, ya ketujuh oknum itu," terangnya. (kcm/rif)