Warta

PBNU Berharap Resolusi Jihad Jadi Ruh Nahdliyin

Jumat, 27 Maret 2009 | 10:49 WIB

Surabaya, NU Online
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) berharap, kehebatan Resolusi Jihad benar-benar menjadi ruh warga Nahdlyiin. Karena Resolusi Jihad yang dikeluarkan para ulama NU pada zaman perjuangan yakni 20 Oktober 1945 merupakan peristiwa nasional yang memicu dunia internasional lebih memperhatikan Indonesia.

Demikian dinyatakan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Hasyim Muzadi dalam upacara peletakan batu pertama pembangunan Monumen Resolusi Jihad di Gedung Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Surabaya, Jl Bubutan, Kamis (26/3). Dalam sambutannya, Hasyim Muzadi berharap pendirian monumen tidak sekadar menjadi pajangan untuk dilihat. Namun makna yang terkandung di dalamnya juga harus benar-benar digali.<>


''Ini menjadi bukti bahwa para ulama Nahdliyin merupakan agamawan yang nasionalis. Sejak awal Resolusi Jihad dikeluarkan bukan untuk mendirikan negara Islam. Akan tetapi, lebih untuk membela negara sebab hukum agama dikeluarkan untuk kepentingan bersama," terang Kyai Hasyim -sapaan akrab Hasyim Muzadi.

Kontributor NU Online di Surabaya Maulana melaporkan, selain dari PBNU, peletakkan batu pertama ini juga dihadiri Rais Syuriah Pengurus Wilayah NU, KH Miftahul Ahyar, Rais Syuriah PCNU Surabaya, KH Maghrobi Ghozadi, Pengasuh Ponpes An-Nur Surabaya yang juga salah satu pengurus PCNU Surabaya, KH Ghazali Said MA, Ketua PCNU Surabaya, KH Saiful Chalim, Kapolwiltabes Surabaya, Kombes Pol. Ronie F Sompie, Ketua DPRD Surabaya, Musyafak Rouf serta ratusan warga Nahdliyin.

Sementara Rais Syuriah PWNU Jatim, KH Miftakhul Ahyar mengatakan sangat setuju dan mendukung pendirian Monumen Resolusi Jihad tersebut. Menurutnya, monumen tersebut nantinya bisa membangkitkan semangat kecintaan kepada negara.

''Ini menjadi wujud bahwa Surabaya menjadi gudang pentolan-pentolan atau pemimpin-pemimpin yang baik. Dengan monumen tersebut diharapkan menjadi pengingat sehingga muncul pemimpin-pemimpin besar dari generasi berikutnya,'' katanya.

Hal serupa juga dinyatakan Rais Syuriah PCNU Surabaya, KH Maghrobi Ghozadi. Menurutnya, dengan mencermati dedikasi para ulama terdahulu, generasi yang akan datang bisa mengambil nilai-nilai sejarah yang baik, santun, penuh kesabaran, dan tentunya istiqomah.

Sekilas Kiai Maghrobi menceritakan, keluarnya Resolusi Jihad diawali dengan keinginan tentara Sekutu menduduki kembali Indonesia pascaproklamai kemerdekaan pada 17 Agustus 1945. Saat itu, dua bulan setelah proklamasi, tentara sekutu berniat masuk melalui Surabaya. Pada 20 Oktober 1945, ulama-ulama berkumpul untuk membicarakan masalah tersebut.

''Saat itulah muncul resolusi jihad yang sebelumnya diawali dari fatwa KH Hasyim As'ary yang ditulis melalui secarik kertas dan diberikan kepada Bung Tomo,'' tuturnya.

Dalam fatwa tersebut salah satunya menyatakan bahwa hukum perang mempertahankan kemerdekaan adalah wajib. Sayang, dokumen fatwa yang ditulis dengan menggunakan huruf arab pegon itu hingga kini belum ditemukan. (min)


Terkait