Jakarta, NU Online
Aksi penyerangan yang dilakukan Israel terhadap Lebanon mendapat sorotan tajam dari Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Pimpinan tertinggi ormas Islam terbesar di Indonesia ini mengecam keras penyerangan tersebut sebagai tindakan yang tidak berprikemanusiaan serta melanggar Hak Asasi Manusia (HAM).
“PBNU menolak dengan keras penyerbuan yang tidak sah dan melanggar hukum internasional dan kemanusiaan,” kata Ketua Umum PBNU, KH Hasyim Muzadi kepada wartawan di Gedung PBNU, Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat, Senin (17/7)
<>Menurutnya, alasan untuk membebaskan tawanan yang digunakan Israel untuk menyerang Lebanon tidak dapat dibenarkan, karena obyek penyerangan selama beberapa hari terakhir telah melebar ke mana-mana dan telah memakan banyak korban dari warga sipil.
”Fokus yang diserang telah melebar dari kebutuhan yang sebenarnya. Jadi, sudah tidak untuk membebaskan tawanan lagi,” ungkap Pengasuh Pondok Pesantren Al-Hikam, Malang, Jawa Timur ini.
Dikatakan Hasyim, sikap tegas PBNU menolak penyerangan Israel terhadap Lebanon itu sudah sangat tepat, demi keadilan dan kedamaian di muka bumi. NU sebagai organisasi yang membela keadilan harus bersikap tegas melihat ketidakadilan dan kedholiman terjadi. ”Orang tidak perlu menjadi fundamentalis untuk menolak penyerbuan. Dengan hati nurani saja, orang bisa menolak penyerangan itu,” katanya.
Sebagai Ketua Umum PBNU dan Sekretaris Jenderal International Conference of Islamic Scholars (ICIS), Hasyim mengintruksikan kepada seluruh anggota ICIS yang terdiri dari 53 negara untuk melalukan upaya-upaya yang bisa meredakan krisis yang terjadi antara Israel dan Lebanon. Salah satunya dengan melakukan pendekatan strategis terhadap pihak-pihak yang terkait dengan krisis tersebut.
“Kepada peserta atau anggota ICIS, saya minta untuk melakukan upaya-upaya yang sah sesuai dengan hukum internasional dan kemanusiaan. Bisa berupa upaya moral, bantuan ekonomi dan mendekati PBB,” kata Hasyim.
Pada kesempatan tersebut, mantan Ketua PWNU Jawa Timur ini juga menyayangkan pihak-pihak yang berdiam diri melihat pelanggaran yang dilakukan oleh Israel. Padahal, mereka selama ini dikenal lantang menyuarakan penegakan HAM di muka bumi. “Kalau yang menyerang itu Israel, orang-orang yang selama ini bicara soal HAM kok diam. Jadi, kalau Israel yang melanggar HAM, orang kok tidak bisa bertindak tegas,” ungkapnya.
Kepada pemerintah, Hasyim meminta agar Presiden Susilo Bambang Yudoyono (SBY) agar bersikap tegas melihat ketidakadilan yang dilakukan Israel. Dalam hal ini, pemerintah harus satu suara dengan mayoritas rakyat Indonesia yang mengecam keras tindakan Israel atas Lebanon. ”Sikap pemerintah jangan sampai berbeda dengan mayoritas rakyat Indonesia,” ungkapnya.
Sesalkan Kunjungan Kadin ke Israel
Hasyim juga mengatakan, PBNU menyayangkan keberangkatan rombongan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) ke Israel. Meski untuk kepentingan pengembangan ekonomi, lanjutnya, kunjungan tersebut telah melukai hati rakyat Indonesia. ”Itu dapat melukai hati rakyat,” tuturnya.
Oleh karenanya, tegas Hasyim, dalam waktu dekat PBNU akan melayangkan surat kepada Kadin sebagai wujud protes PBNU terhadap kunjungan tersebut.
Kabar tak sedap juga menghinggapi PBNU akibat kunjungan tersebut. Diberitakan sebuah media terkemuka di Ibukota, dua orang yang mengaku wakil dari NU, yakni Masdar Subagio dan Suhairi, turut dalam rombongan tersebut.
Hasyim dengan tegas menyatakan bahwa dua orang yang mengaku wakil NU tersebut sama sekali tidak ada hubungannya dengan NU. ”Yang bikin saya jengkel, ada yang bawa-bawa nama NU. Tidak benar mereka mewakili NU. Kalau memang dia pengurus NU, pasti sudah saya pecat,” katanya. (rif)