Warta

Pesantren Dinilai Lemah Hadapi Tantangan Global

Ahad, 15 Mei 2011 | 09:13 WIB

Jombang, NU Online
Pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan dinilai masih lemah dalam menghadapi tantangan global. Hal itu membuat pesantren jarang mencetak lulusan santri yang tidak hanya ahli agama, tetapi juga berwawasan luas serta kharismatik.

"Problem di masyarakat sudah sangat kompleks seperti gerakan radikal dan liberalisasi yang berasal dari luar pesantren. Untuk hadapi tantangan dari luar ini, pesantren masih berat, " ujar Pengasuh Ponpes Pascasarjana Nawasea Yogyakarta, Sahiron Syamsudin, Sabtu (14/5).<>
Pernyataan tersebut disampaikan Sahiron dalam Sarasehan Budaya: Membaca Kekuatan dan Kelemahan Pesantren di Indonesia di Ponpes Tebuireng Jombang. Dalam acara tersebut turut hadir sebagai pembicara Pengasuh Ponpes Salaf Sidogiri Mahmud Ali Zein, Ketua Program Kaderisasi Ponpes Modern Gontor Hamid Fahmy Zarkasyi, Pengasuh Al-Hikmah Purwoasri Kediri Noer Chalida Badrus.

Menurut Sahiron, pesantren sulit menghadapi tantangan tersebut lantaran kurang merespons perkembangan pengetahuan dan teknologi. Hal ini membuat pesantren sulit memperoleh informasi. "Secara global perkembangan ilmu pengetahuan ini berat diikuti pesantren. Akibatnya sedikit alumni yang ahli agama, kharismatik dan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan," ungkapnya.

Kedalaman ilmu pengetahuan di pesantren dinilainya masih bersifat parsial. Akibatnya, wawasan para alumni cenderung tidak luas. "Jika ulama syiah maka hanya mendalami ajaran syiah. Pesantren tidak harus mengajarkan mazhab agamanya saja agar alumni berwawasan luas," ujarnya.

Selain itu, terhambatnya akses ilmu pengetahuan pesantren terjadi lantaran minimnya fasilitas perpustakaan serta kegiatan penelitian. Akibatnya, perkembangan masalah di masyarakat pun hanya ditangkap berdasarkan asumsi. Pesantren juga masih minim bahasa asing selain Arab.

Penulis: Syaifullah Amin


Terkait