Warta

Prof Ashutosh Versney : NU Simbol Kekuatan Massa Paling Strategis

Jumat, 19 Desember 2003 | 04:35 WIB

Jakarta, NU.Online
Banyak analis internasional yang melihat posisi NU sebagai organisasi keagamaan di indonesia memiliki peranan strategis. Salah satunya Prof Dr Ashutosh Versney Guru Besar Ilmu Politik Michigan University, dalam bincang-bincangnya dengan NU Online, beliau menyatakan NU merupakan simbol dari kekuatan massa paling strategis, artinya jumlah massanya yang begitu besar akan mempengaruhi peta dan formasi sosial-politik di Indonesia, keberadaanya harus dipertimbangkan. Apalagi  sebagai kekuatan yang memiliki basis ideologi cukup kuat NU menjadi satu-satunya organisasi yang bisa mewakili kepentingan masyarakat bawah terutama dipedesaan.

Menurutnya karena posisi strategis inilah NU harus didorong menjadi kekuatan civil society yang memiliki peranan lebih nyata dalam banyak hal. Oleh karena itu NU jangan sampai menjadi partai politik, biarkan ia menjadi kekuatan civil society. Bahkan, menurut guru besar yang meneliti konflik kekerasan di India selama 5 tahun, NU sudah waktunya terlibat aktif dalam penyelesain konflik di daerah-daerah, posisinya yang netral memungkinkan menjadi seorang mediator yang diterima oleh semua pihak. Konflik-konflik yang terjadi selama ini di Indonesia, sepertinya mengalami jalan buntu, sebab semua pihak dianggap tidak netral. Bila NU bisa mengambil peran dan posisi ini, paling tidak bisa mengurangi eskalasi konflik yang makin meninggi.

<>

Upaya mendorong NU sebagai kekuatan civil soceity harus berjalan secara simultan, artinya harus ada kesamaan langkah antara elit NU dengan massa NU,  proses penyadaran terus-menerus pada massa NU dengan sendirinya akan makin memperkuat posisi kelembagaan NU. Bisa dibayangkan bila organisasi NU sangat kuat, pasti akan mampu memainkan peranan yang lebih luas. Bukan saja secara nasional, tetapi bisa internasional, karena Indonesia adalah negara dimana jumlah penduduk muslimnya terbesar di dunia, dengan demikian keberadaan NU juga diperhitungkan oleh dunia. Apalagi dengan maraknya gerakan teroris dan munculnya Islam garis keras yang jutsru merusak citra Islam, Maka NU bisa membalikkan bahwa Citra Islam tidak sekeras itu, tetapi moderat dan akomodatif terhadap perubahan-perubahan. (AA)  


Terkait