Warta

PWNU Jatim Sayangkan Partai yang Pakai Nama ‘NU’

Senin, 2 April 2007 | 06:28 WIB

Mojokerto, NU Online
Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur menyayangkan pendeklarasian Partai Kebangkitan Nasional Ulama (PKNU) di Langitan, Tuban, Jawa Timur, Jumat (30/3) lalu. Keberadaan partai pimpinan Choirul Anam itu dinilai dapat merancukan nahdliyin (sebutan untuk warga NU), karena menggunakan singkatan yang nyaris sama.

“Partai yang baru dideklarasikan kemarin itu tidak ada hubungannya dengan NU. Singkatannya saja tidak sama. Yakni Nasional Ulama, bukan Nahdlatul Ulama!” tegas Ketua PWNU Jatim Ali Maschan Moesa di hadapan para hadirin pada acara Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Aula PT Ajinomoto, Minggu (1/4) kemarin.

<>

Bersamaan dengan itu, pihaknya nengajak agar umat Islam tidak terkotak-kotak dengan lembaga partai politik. Maschan yang juga Dosen Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya itu mengingatkan kembali perjuangan Nabi Muhammad SAW, serta para Wali Songo yang menyebarkan agama Islam di tanah Jawa. Wali Songo menyebarkan agama Islam tidak menggunakan partai. Tapi, menggunakan hati nurani. “Sehingga, Pulau Jawa yang dulu seratus persen Hindu, kini menjadi 90 persen beragama Islam,” ujarnya.

Tidak hanya itu, penyebaran agama Islam dengan cara kekerasan yang muncul akhir-akhir ini juga merisaukan Maschan. Seperti menggunakan bom, atau kekerasan lainnya. Dia menceritakan, pernah disodori oleh sejumlah wartawan tentang fakta-fakta penggunaan kalimat Allahu Akbar sebelum melakukan tindakan anarkis.

Misalnya, ketika massa yang kontra Bupati Haeni Raelawati di Tuban yang membakar Pendapa Pemerintah Kabupaten Tuban, sebelumnya melantunkan kalimat takbir. Juga ketika sejumlah mahasiswa bentrok dengan polisi di Makassar, juga memekik kalimat Allahu Akbar sebelum beraksi melempar dengan batu.

“Itulah kondisi umat Islam sekarang. Padahal, pada zaman Wali Songo dulu ketika menyebarkan agama Islam, tidak pernah menggunakan cara-cara kekerasan. Dan buktinya, malah berhasil,” ujar Maschan menambahkan.

Pada acara yang dihelat oleh Ikatan Warga Muslim Ajinomoto (IWMA) sebelumnya juga ditampilkan acara Islamic Kid Fashion yang diikuti oleh anak-anak usia 4-7 tahun. Mereka tidak hanya anak-anak keluarga besar Ajinomoto, tapi juga dari TPQ warga sekitar.

Ketua IWMA Mahmud Tontowi menjelaskan, kegiatan seperti ini rutin digelar setiap ada hari besar agama Islam. Ditambahkannya pula, untuk kali ini kegiatan tersebut dihadiri oleh ketua PCNU Kabupaten/Kota Mojokerto beserta badan otonomnya, serta para takmir masjid di sekitar PT Ajinomoto. (gpa/sbh)


Terkait