Warta

Gus Dur Undang 2000 Kiai Kampung ke Ciganjur

Rab, 14 Februari 2007 | 09:27 WIB

Jakarta, NU Online
Meski tidak lagi pakai istilah kiai khos, kiai langitan atau kiai kharismatik lainnya. Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) agaknya tetap memberi tempat khusus bagi para kiai. Ketua Umum Dewan Syura KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) mulai mengumpulkan kiai-kiai langgar yang dalam bahasa Gus Dur disebut kiai kampung.

Gus Dur akan mengundang dua ribu kiai kampung se-Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi). Konsolidasi kiai kampung itu dikemas dalam acara Majelis Silaturahmi Ulama Rakyat (Masura) pada 18 Februari nanti. Menurut sebuah sumber yang menjadi ketua panitia acara ini, Sekretaris Dewan Syuro DPP PKB H.Muhyiddin Arubusman.

<>

Istilah kiai kampung digagas Gus Dur ketika konflik di tubuh PKB mencapai klimaks. Gara-gara konflik tersebut, kiai-kiai sepuh yang tergabung dalam Forum Langitan (Ponpes Langitan, Widang, Tuban, pimpinan KH Abdullah Faqih), memilih mendirikan partai baru. Yakni, Partai Kebangkitan Nasional Ulama (PKNU) yang dipimpin KH Abdurrahman Chudlori dan Choirul Anam. Padahal, sebelumnya, PKB menjadikan kiai Langitan sebagai rujukan fatwa politik. Saat itu Gus Dur secara tegas menyatakan bahwa PKB tidak butuh kiai sepuh, tapi lebih butuh kiai kampung.

Beralihnya perhatian PKB kepada kiai kampung konon karena masyarakat saat ini cenderung memilih politik secara independen. Kiai kharismatik tidak bisa lagi memengaruhi pilihan politik masyarakat, apalagi biasanya mereka hanya menemui rakyat saat ada hajatan besar seperti sunatan, kenduri, kawinan, dan hajatan lainnya. (gpa)