Pekalongan, NU Online
Ribuan umat Islam dari berbagai kalangan, tadi malam memadati rumah dinas Bupati Pekalongan, Jawa Tengah, untuk bersama-sama bermunajat kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala memohon keselamatan atas berbagai musibah dan bencana yang menimpa negeri Indonesia tercinta.
Acara yang digelar oleh Pemerintah Kabupaten Pekalongan itu dalam rangka memperingati HUT Kemerdekaan ke-62 RI, memperingati Hari Jadi ke-385 Kabupaten Pekalongan dan memperingati kelahiran pemimpin umat Islam sedunia yaitu Rasulullah Muhammad SAW tahun 1428 Hijriyah.
Sepert<>i dilaporkan kontributor NU Online Abdul Muiz, tampak hadir dalam kesempatan tersebut, ratusan habaib, kiai, tokoh masyarakat, organisasi kemasyarakatan beberapa pejabat penting termasuk Kapolwil Pekalongan beserta jajarannya, Dandim 0710, Bupati selaku shohibul bait dan beberapa kepala dinas instansi di lingkungan pemerintah Kabupaten Pekalongan.
Dalam sambutannya mewakili shohibul bait, Bupati Pekalongan Hj Siti Qomariyah mengatakan, kegiatan istighotsah yang dihadiri ribuan massa ini baru pertama kali digelar di rumah dinasnya sejak dirinya menjabat, dirinya berjanji kegiatan sejenis untuk tahun-tahun mendatang juga akan digelar di tempat ini.
"Saya akan memprogramkan, kegiatan istighotsah seperti ini akan kami gelar secara rutin di pendopo ini, bahkan saya akan melibatkan jajaran instansi lain seperti TNI dan Polri di lingkungan Kabupaten Pekalongan untuk menggelar acara secara bersama-sama,” ujarnya.
Lebih lanjut dikatakan, kegiatan yang melibatkan dan menghadirkan masyarakat sangat penting untuk digalakkan, sebab melalui media ini kita bisa berkomunikasi dengan rakyat Kabupaten Pekalongan secara langsung.
Ketua pelaksana H Abdoel Hamid yang juga Sekretaris Daerah Kabupaten Pekalongan, kegiatan ini dihadiri tidak kurang dari 10 ribu umat Islam dari wilayah Kabupaten Pekalongan dan sekitarnya. Bahkan untuk menjamu seluruh tamu yang hadiri dirinya menyediakan 2.300 talam/besi dan masing-masing talam untuk makan lima orang. dan untuk keperluan tersebut panitia telah memasak beras sebanyak 10 kuintal.
Sementara itu, Habib Muhammad Luthfi bin Ali bin Hasyim bin Yahya dalam tausiyahnya meminta kepada seluruh jama'ah yang hadir tidak perlu mempersoalkan peringatan hari kelahiran Nabi yang tidak dilaksanakan di bulan Maulid (Rabuul Awwal).
“Yang namanya memperingati itu tidak harus di bulan dimana mereka dilahirkan atau wafatnya, tapi setiap saat bisa dilakukan, termasuk pada acara malam ini,” ujar Habib Luthfi yang juga Rais Am Idaroh Aliyah Jam'iyyah Ahlith Thariqah Al Mu'tabarah An Nahdliyyah dengan semangatnya. "jadi keliru kalau masih ada yang beranggapan memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW harus di bulan Maulid."
Acara yang mulai pukul 19.00 wib diisi dengan pembacaan rotibul kubro, pementasan terbang genjring, kasidah simtud duror, pembacaan shalawat simtud duror, sambutan-sambutan dan mauidhoh hasanah berlangsung sangat khidmad. Para pengunjung rela lesehan beralasankan koran dan tempat seadanya tidak mengurangi kekhusuan jama'ah untuk mendengarkan tausiyah Habib Muhammad Luthfi bin Ali bin Hasyim bin Yahya yang berakhir jam 01 dinihari tadi.(mus)