Warta

Sebelum parah, Kerukunan Antar Umat Beragama Perlu Dirajut

Ahad, 3 Juli 2011 | 02:55 WIB

Brebes, NU Online
Kerukunan antar umat beragama perlu terus dirajut dengan jalan pembinaan yang lebih intensif mengingat rongga-rongga keretakan umat makin menganga. Bahkan, perpecahan itu justru lebih dominan datang dari intern agama.

“Perpecahan antar umat beragama tidak parah, tetapi justru datang dari intern agama yang sering terjadi benturan,” ujar Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Brebes H Mughni Labib dalam jumpa pers usai pembukaan perkemahan pelajar dan remaja lintas agama di Kompleks Islamic Center Brebes (2/7).<>

Upaya merajut kembali simpul-simpul kerukunan, lanjutnya, dapat dilakukan melalui kemah pelajar dan remaja antar agama ini. Semua agama yang ada perlu mendapatkan pengayoman yang sama sehingga tercipta bhinneka tunggal ika.

“Makin rukun, makin kondusif yang tentunya menjadi harapan semua umat. Harapan rakyat, bangsa Indonesia,” tuturnya.

Hal senada diungkapkan Ketua Badan Kerja Sama Gereja-geraja (BKSG) Kabupaten Brebes Pdt Henry Butar-butar yang memandang perlunya menjalin kerja sama antar umat beragama. Dan ini perlu dilakukan sejak dini sebagai akar pondasi masa depan.

“Pondasi yang kuat untuk kerukunan perlu di bangun sejak dini. Ya lewat perkemahan pelajar dan remaja saat inilah,” tutur Henry dengan logat Bataknya.

Kemah pluralisme antar pelajar dan remaja lintas agama dibuka Gubernur Jawa Tengah yang diwakili Kepala Sub bidang Ketahanan seni dan budaya, agama dan kemasyarakatan Badan Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat (Kesbangpolinmas) Prov. Jawa Tengah Siti Fatimah Murniati.


Dalam kata sambutannya mengatakan kalau negara kita di bangun di atas perbedaan bukan atas kesamaan. Tetapi justru dengan perbedaan mendatangkan rahmat. “Meski dibangun diatas perbedaan, tetapi kita tetap Bhineka tunggal ika tan hana darma mangrwa,” kata Gubernur dalam sambutan tertulisnya.

Pembukaan juga dimeriahkan dengan penampilan seni tradisional kuntulan dari Desa Kebogadung Kec Jatibarang, Calung dari MA Negeri Brebes 01 dan Barongsai.

Ketua Panitia Perkemahan Akrom Jangka Daosat MSi dalam laporannya mengatakan, Kemah pluralisme diikuti sekitar 500 pelajar dan pemuda lintas agama se Kabupaten Brebes. Kemah digelar sebagai upaya merajut kebersamaan  yang melibatkan seluruh pelajar dan pemuda lintas agama. Sebanyak 60 tenda perutusan dari 17 kecamatan dan 5 utusan lintas agama hadir dalam kesempatan tersebut. Yakni utusan Islam, Kristen, Katolik dan Budha. “Ternyata utusan dari agama Hindu tidak bisa hadir,” katanya.

Akrom menambahkan, melalui perkemahan ini diharapkan bisa tercipta interaksi aktiv dan toleransi yang tinggi diantara mereka. Sehingga Indonesia yang berbhineka tunggal ika masing-masing individu tidak lagi mempertahankan ego pribadi tanpa melihat dunia heterogen, yang plural.

Perkemahan besar yang baru pertama kali di gelar di indonesia ini melibatkan jajaran FKUB, Kantor Kesbangpolinmas, Kantor Kementerian Agama, Pramuka Kwartir Cabang 11.29 Brebes, SAR Kabupaten, dan PMI Brebes. 


Redaktur     : Syaifullah Amin
Kontributor : wasdiun


Terkait