Kudus, NU Online
Sistem pendidikan di negeri ini dalam kondisi memprihatinkan, karena itu harus secepatnya dibenahi. Pembenahan pendidikan itu harus seimbang dengan pengembangan ekonomi, agar institusi dapat mandiri, tak tergantung bantuan pemerintah.
Hal inilah yang disampaikan oleh Habib Saggaf bin Mahdi bin Syeh Abu Bakar, dalam agenda “Maulidurrasul dan Dialog Pendidikan”, di Auditorium Hotel Gryptha Kudus, Jawa Tengah, pada Sabtu (8/03).
<>Selain itu, Habib Saggaf menambahkan, pendidikan di negeri harus ditangani dengan maksimal, agar menghasilkan lulusan yang berkualitas. Dengan demikian, akan lahir pemikir, intelektual dan pejuang baru yang memiliki kemampuan serta peduli dengan masa depan bangsa.
“Saya sangat prihatin ketika menerima informasi banyak anak negeri ini yang putus sekolah karena himpitan ekonomi. Seharusnya, mereka dapat mengenyam pendidikan secara utuh, ketika pemerintah peduli dengan sistem pembelajaran bangsa”, ujar pengasuh Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul Iman Parung Bogor Jawa Barat, yang memiliki ribuan santri.
Untuk itu, pesantren sebagai basis pendidikan warga NU harus mampu bertahan dan mengembangkan model pendidikan yang memberikan pencerahan kepada santri. Habib Saggaf juga menegaskan bahwa, pesantren harus dapat menyeimbangkan kegiatan pembelajaran dengan konsep perekonomian, agar tidak menggantungkan pihak lain.
Agenda ini diselenggarakan oleh LP Ma’arif Kudus bekerja sama dengan LP Ma’arif Jepara, dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW. Selain Habib Saggaf, hadir pula dalam agenda ini, KH. Ma’ruf Irsyad (Kudus), KH. Khusnan (Ketua NU Kudus), KH. Syafiq Naschan (Ketua MUI Kudus), H. Oom Koiruman (Kepala Depag Kudus), H. Fauzi (Ketua LP Ma’arif Kudus) dan beberapa tokoh lain.
Ketua LP Ma’arif, H. Fauzi, sebagai penyelenggara kegiatan mengatakan bahwa, agenda ini bertujuan untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW dan meningkatkan kapasitas keilmuan guru di bawah naungan LP Ma’arif Kudus dan Jepara.
“Selain sebagai media silaturrahmi, acara ini juga dilaksanakan dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW serta memberi wawasan kepada guru-guru NU tentang konsep pendidikan ideal”, ujar H. Fauzi.
Selain itu, tambah beliau, agenda ini juga bertujuan untuk menyejukkan sisi spiritualitas yang selama ini kering karena gempuran bencana. Dengan demikian, para pengajar memiliki spirit kembali dan memberikan wawasan baru kepada anak didiknya, khususnya tentang khazanah NU dan konsep pendidikan (ziz).