Jakarta, NU Online
Gerakan Pemuda (GP) Ansor tetap menempatkan kebangsaan sebagai komitmen perjuangan yang pertama. Komitmen ini muncul karena sejak kelahirannya 73 silam di Banyuwangi, Jawa Timur, organisasi sayap pemuda Nahdlatul Ulama (NU) itu menyadari, Indonesia adalah negara yang majemuk sehingga permasalahan yang muncul harus diselesaikan bersama-sama.
“Komitmen kebangsaan menjadikan tujuan utama GP Ansor, yakni membangun bangsa dengan menjunjung tinggi keberagaman. Komitmen itu juga membuat GP Ansor tidak pernah berpikir akan menjadikan Indonesia sebagai negara agama. Setelah kebangsaan, komitmen Ansor selanjutnya adalah keagamaan, keumatan, dan kepemudaan,” tegas Ketua Umum Pimpinan Pusat GP Ansor Saifullah Yusuf pada peringatan 73 tahun GP Ansor di Jakarta, Minggu (8/4) malam.
<>Saifullah menuturkan, GP Ansor memiliki empat prinsip perjuangan yang selalu dipegang, yaitu tasamuh (toleransi), tawasuth (moderat), tawazun (seimbang), serta amar ma’ruf nahi munkar (menegakkan kebenaran, menyingkirkan kebatilan).
Peringatan Hari Ulang Tahun Ke-73 GP Ansor semalam diisi dengan pertandingan bulu tangkis persahabatan yang diikuti sejumlah pejabat, termasuk menteri Kabinet Indonesia Bersatu. Dengan masing-masing memakai kaus bertuliskan “Badminton Kemesraan”, dalam pertandingan pertama, pasangan Saifullah Yusuf dan Menteri Pertanian Anton Apriyantono melawan pasangan Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Hidayat Nur Wahid dengan Ketua Mahkamah Konstitusi Jimly Asshiddiqie.
Setelah diselingi pertandingan yang diikuti pebulu tangkis nasional, turun ke lapangan pula pasangan Menteri Kehutanan MS Kaban dan mantan pebulu tangkis nasional, Icuk Sugiarto, melawan pasangan Menteri Negara Pemuda dan Olahraga Adhyaksa Dault dengan anggota DPR RI dari Partai Demokrat Adjie Massaid.
Turut hadir dalam acara itu antara lain musisi Franky Sahilatua dan artis Denada yang kemudian bersama-sama menyanyikan lagu Kemesraan.
“Kami menggelar pertandingan bulu tangkis ini karena di gedung Pimpinan Pusat GP Ansor kebetulan ada lapangan bulu tangkisnya. Pertandingan ini dinamai badminton Kemesraan karena masalah bangsa ini hanya dapat diselesaikan jika ada kemesraan di antara kita semua,” papar Saifullah lagi. (gpa/rif)