Balitbang Kemenag RISET BALITBANG KEMENAG

5 Tingkatan Pembelajaran Al-Qur'an di Pulau Sebatik

Kam, 14 Mei 2020 | 14:00 WIB

5 Tingkatan Pembelajaran Al-Qur'an di Pulau Sebatik

Pulau Sebatik (Foto: sinarharapan.co)

Pulau Sebatik adalah sebuah pulau terluar Indonesia yang berbatasan langsung dengan Malaysia. Pulau Sebatik terletak di sebelah timur Pulau Kalimantan yang masuk ke dalam Kabupaten Nunukan, Provinsi Kalimantan Utara. Perlu diketahui bahwa Pulau Sebatik ini merupakan sebuah pulau kecil yang terbagi dalam dua wilayah, sebelah utara menjadi wilayah Malaysia dan wilayah selatan menjadi bagian wilayah Indonesia.
 
Sebagai pulau yang mayoritas penduduknya beragama Islam tentu pendidikan dan pembelajaran Al-Qur’an menjadi semakin penting di wilayah ini. Terlebih lagi setelah Pulau Sebatik mendapat pengakuan formal dari pemerintah sebagai 'Pulau Santri'.
 
Di Pulau Santri Sebatik, pembelajaran Al-Qur’an bagi anak usia sekolah dasar berjalan di masjid yang berada di pulau ini. Bahkan beberapa pembelajaran Al-Qur’an dilakukan di rumah-rumah warga yang menjadi tokoh agama. Penggerak utama pembelajaran Al-Qur’an di Pulau Santri Sebatik ini adalah majelis taklim keagamaan yang jumlahnya terus mengalami peningkatan.
 
Dalam pengamatan Hamdar Arraiyyah, peneliti Badan Litbang dan Diklat, Kementerian Agama Republik Indonesia pada tahun 2019, pembelajaran Al-Qur'an yang dilaksanakan di Pulau Santri Sebatik ini mempunyai lima tingkatan. 
 
Pertama, mempelajari rangkaian huruf dalam susunan kata bagi anak-anak. Dalam tingkatan ini, pembelajaran Al-Qur'an yang dilakukan dengan mengenalkan huruf-huruf Arab atau yang dikenal dengan huruf hijaiyah kepada anak-anak. Setelah memahami huruf-huruf hijaiyah, anak-anak juga diajarkan membaca huruf hijaiyah yang telah dirangkai dalam susunan kata-kata. Dalam tingkatan ini, anak-anak juga dikenalkan dengan pola harakat dalam huruf hijaiyah seperti fathah, kasroh, sukun, dan tanwin.
 
Kedua, membaca Al-Qur’an dengan lancar hingga khatam. Dalam tingkatan pembelajaran Al-Qur’an ini, anak-anak yang telah lulus dalam tingkatan pertama diajarkan ilmu membaca Al-Qur’an atau yang dikenal dengan ilmu Tajwid. Hal ini dilakukan agar bacaan Al-Qur’annya menjadi baik, benar dan lancar. Anak-anak di Pulau Santri Sebatik ini biasanya melakukan pembelajaran Al-Qur’an hingga khatam di bawah bimbingan seorang guru.
 
Ketiga, mempelajari seni baca Al-Qur’an. Selain diajari membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar sesuai dengan aturan ilmu Tajwid. Anak-anak di Pulau Santri Sebatik ini juga diajari seni membaca Al-Qur’an dengan tartil, nyaring dan merdu.
 
Keempat, menghafal Al-Qur’an. Tingkat pembelajran selanjutnya yang banyak dilakukan di Pulau Santri Sebatik adalah menghafal Al-Qur’an atau Tahfid Al-Qur’an. Biasanya sebelum anak-anak menghafalkan Al-Qur’an dalam 30 Juz, anak-anak dianjurkan untuk menghapalkan Juz 30 atau Juz Amma terlebih dahulu. Hal ini karena bacaan Juz 30 sangat menopang dalam pembelajaran ibadah Sholat salat. Bahkan bisa dikatakan pembelajaran Tahfid Al-Qur’an di Pulau Santri Sebatik terus mengalami peningkatan. 
 
Kelima, kajian kitab. Biasanya kajian kitab tentang pembelajaran Al-Qur’an ini dilaksanakan di berbagai lembaga pendidikan mulai dari MI, MTs dan MA yang ada di Pulau Santri Sebatik. Kajian kitab ini, selain menekankan pada pembelajaran Al-Qur’an juga menekankan pada pembelajaran Agama Islam Lainnya seperti fikih dan akhlak. Lembaga pendidikan yang mengajarkan kajian kitab ini di antara di antaranya adalah lembaga pendidikan yang terdapat di Masjid Nurul Huda Sungai Nyamuk. Bahkan pembelajaran ini di masjid ini bisa dikatakan sebagai model percontohan untuk pembelajaran Al-Qur’an di Pulau Santri Sebatik ini. 
 
Selain di Masjid Nurul Huda Sungai Nyamuk, lembaga pendidikan yang mengajarkan pembelajarann Al-Qur’an dalam tingkatan pengajian kitab ini adalah Pondok Pesantren Mutiara Bangsa di Desa Padaidi, dan madrasah-madrasah keagamaan yang dikelola oleh organisasi keagamaan As’adiyah.
 
Bagi warga Pulau Santri Sebatik, pembelajaran Al-Qur’an sangatlah penting. Karena itu, warga di Pulau Santri Sebatik ini sangat mendorong anak-anak mereka untuk bisa membaca Al-Qur’an sejak usia dini. Hal ini dikarenakan agar anak-anak mereka dibekali ilmu Agama yang kelak akan menjadikannya mempunyai akhlak yang mulia. 
 
Selain itu, pembelajaran Al-Qur’an penting bagi warga Pulau Santri Sebatik ini karena Al-Qur’an adalah pedoman umat Islam yang harus terus dibaca, dipahami dan diamalkan. Dengan pembelajaran Al-Qur’an ini, warga Pulau Santri Sebatik berharap bisa menjadi umat yang terbaik seperti yang disabdakan Nabi Muhammad, sebaik-baiknya kalian adalah orang yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya.
 
Penulis: Ahmad Khalwani
Editor: Kendi Setiawan